Kamis 29 Jul 2021 17:01 WIB

Bantul Dominasi Covid-19 di DIY, Sekda: Tracingnya Banyak

Tracing di Bantul dilakukan dengan satu banding 14 orang.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Bantul Dominasi Covid-19 di DIY, Sekda: Tracingnya Banyak (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Bantul Dominasi Covid-19 di DIY, Sekda: Tracingnya Banyak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Dalam beberapa hari terakhir, Kabupaten Bantul terus mendominasi tambahan kasus positif Covid-19 di Provinsi DIY. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, banyaknya kasus di Bantul dikarenakan tracing yang juga meningkat.

Aji menyebut, tracing di Bantul dilakukan dengan satu banding 14 orang. Artinya, dari satu kasus positif, maka akan di-tracing 14 orang yang memiliki kontak erat dengan kasus tersebut.

"Data kita Bantul itu (tracing-nya) satu banding 14 orang, paling tinggi di DIY. Semakin tracing-nya banyak kan ketemu positif (Covid-19) juga banyak," kata Aji di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (29/7).

Menurut Aji, meningkatnya tracing yang dilakukan dapat menekan penularan Covid-19. Pasalnya, tracing yang tinggi akan mendeteksi lebih dini kasus Covid-19 dan penanganan pun dapat dilakukan lebih cepat.

"(Banyaknya tracing dan banyak ditemukan positif) Itu sangat bagus untuk bisa mengerem penularan," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut, pihaknya juga sudah menambah dua alat PCR robotik. Penambahan dua alat PCR robotik ini dapat menambah kapasitas testing mengingat DIY juga sudah diminta oleh pemerintah pusat untuk memperbanyak testing menyusul peningkatan kasus positif Covid-19 yang juga terus terjadi.

"Kami sudah beli alat PCR robotik, itu (hasilnya keluar) cukup satu jam sekali putaran, bukan 72 jam. Kalau hasil PCR yang 72 jam, sekarang (baru diperiksa) dan bisa keluar (hasilnya) baru hari Ahad," kata Sultan, Kamis (29/7).

Sultan sendiri sebelumnya juga menyebut bahwa DIY sudah memiliki dua alat PCR robotik. Namun, dikarenakan masih kurang, maka pihaknya kembali menambah dua alat dalam rangka mempercepat proses testing di DIY.

"Untuk mengejar hasil PCR, kami akan menambah dua alat PCR robotik lagi. Ini untuk mempercepat target yang sudah ditentukan Mendagri maupun Menkes," ujarnya.

Sultan menjelaskan, untuk testing Covid-19 maksimal yang dilakukan di DIY pernah mencapai lebih dari 10 ribu orang per hari. Jumlah testing ini meningkat dikarenakan jumlah kasus Covid-19 yang juga meningkat.

Sedangkan, testing minimal di DIY mencapai 2.439 orang. Namun, pada penerapan PPKM level 4 di DIY, target testing harian harus mencapai setidaknya 7.412 orang berdasarkan Instruksi Mendagri RI Nomor 22 Tahun 2021.

"Kalau berdasarkan aturan dari Menkes yang menargetkan 10.000 tes perhari, ya kita masih di bawah. Dan untuk positive rate di DIY, kita juga masih di atas angka yang ditetapkan WHO, tapi kecenderungannya terus menurun. Semoga penurunan ini terjadi terus menerus," ujar Sultan.

Seperti diketahui, jumlah testing Covid-19 di DIY sekitar dua pekan ini turun di bawah 10 ribu spesimen per hari. Padahal, sebelumnya jumlah testing mencapai 10 ribu per hari.

Kepala Bagian Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji juga mengatakan, jumlah testing harian di DIY sudah melampaui target sesuai Inmendagri Nomor 22 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali. Ia menyebut, target testing harian di DIY sendiri sebesar 7.412 orang per hari.

Sejak 13 Juli hingga 20 Juli 2021 lalu, DIY diklaim sudah melampaui target tersebut, walaupun ada beberapa hari yang jumlah testing-nya di bawah angka 10 ribu. Sebab, sejak 15 Juli jumlah testing harian di DIY ada di kisaran angka 8.000 hingga di atas 9.000 orang.

"Target testing per hari di Kabupaten Bantul sebanyak 2.251 orang, di Kabupaten Gunungkidul 548 orang, di Kota Yogyakarta sebanyak 952 orang, di Kabupaten Kulon Progo targetnya 949 orang dan di Kabupaten Sleman targetnya 2.712 orang per hari," kata Ditya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement