Senin 02 Aug 2021 14:38 WIB

TPA Berbasis Lingkungan Diminta Bisa Jadi Objek Wisata

Sampah yang masuk ke TPA BLE akan dipilah antara organik dan anorganik.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas melakukan bongkar muat sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Petugas melakukan bongkar muat sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Achmad Husein, berharap tempat pembuangan akhir berbasis lingkungan dan edukasi (TPA BLE) yang sedang dibangun di Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas, bisa dilengkapi dengan wahana wisata. Hal itu disampaikan bupati saat meninjau progres pembangunan TPA BLE tersebut.

''Panorama alam di sini bagus dan indah. Selain itu, tujuan pembangunan TPA ini juga berbasis lingkungan dan edukasi. Saya berharap, tempat ini bisa menjadi objek wisata yang menarik,'' ujarnya.

Terkait pembangunan TPA BLE, bupati mengaku optimistis keberadaan TPA kelak bisa mengatasi persoalan sampah di Kabupaten Banyumas. Hal ini mengingat meski sudah ada beberapa lokasi tempat pengolahan sampah tersebut, namun belum seluruh sampah yang dihasilkan warga Banyumas bisa terolah dengan baik.

''Produksi sampah di Kabupaten Banyumas keseluruhan mencapai 130 truk per hari. Dari jumlah tersebut, sebanyak 100 truk dikelola sejumlah kelompok swadaya masyarakat (KSM) di hanggar-hanggar pengelolaan sampah terpadu. Yang 30 truk, nantinya masuk ke sini,'' kata bupati.

Hampir serupa dengan yang dilaksanakan di pengolahan sampah terpadu, sampah yang masuk ke TPA BLE akan dipilah antara organik dan anorganik. Sampah organik akan dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti budi daya maggot, kompos, dan gas organik.

Sedangkan untuk sampah anorganik seperti sampah plastik, akan didaur ulang untuk dijadikan pelet plastik, panel, meja, kursi, dan sebagainya. Di lokasi TPA ini, nantinya juga akan dilengkapi dengan pabrik plastik,'' jelasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas, Junaidi, mengatakan TPA BLE di Desa Wlahar Wetan menempati lahan seluas 3,5 hektare. ''Pembangunan TPA ini ditargetkan selesai dan bisa langsung dioperasikan pada September atau Oktober 2021,'' katanya.

Menurutnya, TPA diarahkan bisa menjadi objek wisata edukasi, karena akan dilengkapi dengan pabrik pengolahan plastik, budi daya maggot, kolam ikan untuk budi daya lele, kolam renang, dan sebagainya. Berbagai sarana tersebut akan memanfaatkan seluruh jenis sampah yang masuk sehingga tidak ada yang terbuang.

''Pembangunan TPA BLE ini dibiayai APBN sebesar Rp 44 miliar dan dana pendamping dari APBD sebesar Rp 6,3 miliar,'' ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement