Selasa 03 Aug 2021 07:28 WIB

Daerah dengan Tingkat Kematian Tinggi Perlu Perhatian Lebih

Tingginya kasus kematian karena masih banyaknya masyarakat yang melakukan isoman.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ada beberapa kabupaten/kota yang memerlukan perhatian lebih karena tingkat kematian COVID-19 yang tinggi. Luhut menjelaskan ada 12 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang masuk level 3 dan satu kabupaten yang masuk ke level 2, tetapi terdapat beberapa kabupaten/kota yang akhirnya harus kembali ke level 4.

Luhut mengatakan daerah-daerah itu kembali ke level 4 bukan karena peningkatan kasus tetapi karena peningkatan kasus kematian. "Ada beberapa daerah yang memang membutuhkan perhatian khusus karena memang tingginya kasus konfirmasi positif dan juga jumlah kematian warganya seperti Bali, Malang Raya, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Solo Raya," kata Luhut dalam konferensi pers virtual evaluasi dan penerapan PPKM, Senin (2/8) malam.

Baca Juga

Menurut dia, tingginya kasus kematian karena masih banyaknya masyarakat yang melakukan isolasi mandiri sehingga terlambat dilakukan perawatan intensif di rumah sakit. Perawatan yang terlambat itu kemudian menyebabkan kematian karena saturasi oksigen pasien rata-rata di bawah 90.

Menko Luhut menambahkan rincian kabupaten/kota yang masuk ke dalam level 3 dan 4 akan dikeluarkan melalui instruksi mendagri dalam waktu dekat.

photo
Toko batik menutup toko imbas sepinya pengunjung di Malioboro, Yogyakarta, Senin (2/8). Selama PPKM jumlah kunjungan wisatawan ke Malioboro anjlok. Dan Pemerintah kembali memperpanjang PPKM hingga 9 Agustus mendatang. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Mantan Menko Polhukam itu menuturkan penerapan PPKM level 3 dan 4 sejak 26 Juli-2 Agustus 2021 telah menunjukkan hasil yang cukup baik. Hal itu terlihat dari penurunan jumlah penambahan kasus dan BOR (Bed Occupancy Rate) di sejumlah provinsi.

"Saya kira kita bisa lihat Jakarta, juga Bandung, beberapa tempat lainnya, BOR rumah sakit sekarang sudah mulai membaik," kata Menko Luhut.

Kendati demikian, ia mengakui, indeks mobilitas memang sedikit mengalami kenaikan akibat pelonggaran yang dilakukan beberapa waktu saat perpanjangan PPKM. Ia juga menyebut selama satu minggu terakhir, angka kasus harian wilayah Jawa dan Bali sudah menunjukkan tren penurunan. 

Bahkan, mantan kepala staf kepresidenan itu menyebut secara rata-rata tren penurunan kasus mencapai 50 persen. "Bisa dilihat bahwa sejak puncaknya pada tanggal 15 Juli sampai hari kemarin (1/8) dan tadi juga masih mengalami penurunan. Kita melihat angka itu sudah 50 persen, kita ambil rata-rata," kata Menko Luhut.

Namun, ia kembali mengingatkan agar semua pihak harus tetap waspada karena COVID-19 varian Delta merupakan varian dengan tingkat penularan tinggi. Ia juga optimistis penanganan telah berjalan dengan baik dan keadaan akan bertambah baik dalam seminggu ke depan.

"Tapi ini semua daerah sudah kami tangani dan kita mestinya melihat minggu ini akan membaik karena tadi angka sudah mulai sedikit membaik. Tetapi kami sangat yakin dalam satu minggu ke depan akan bertambah baik," ujar Menko Luhut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement