Selasa 03 Aug 2021 15:54 WIB

Meski PPKM, Banyumas dan Cilacap Tetap Inflasi

Laju inflasi di Banyumas dan Cilacap didorong meningkatnya harga komoditas utama.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kendati hampir sepanjang Juli 2021 diberlakukan pembatasan aktivitas warga melalui PPKM darurat, indeks harga kebutuhan barang tetap mengalami kenaikan. Hal ini ditandai dengan laju inflasi yang masih tercatat positif.

Di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, laju inflasi pada Juli tercatat 0,09 persen  (mtm) dan 0,06 persen  (mtm). Kondisi ini berbeda ini berbeda dengan Juni yang mencatat laju inflasi negatif atau deflasi.

''Pasca mengalami deflasi yang cukup dalam pada periode sebelumnya, pada Juli 2021 Purwokerto dan Cilacap tercatat mengalami inflasi,'' jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Samsun Hadi, Selasa (3/8).

Pada Juni 2021, Purwokerto sebagai Ibu Kota Kabupaten Banyumas dan Kota Cilacap memang mengalami deflasi yang cukup dalam. Kota Purwokerto mengalami deflasi hingga 0,2 persen (mtm), sedangkan Kota Cilacap mengalami deflasi 0,25 persen (mtm).

Samsun menyebutkan, laju inflasi positif pada Juli ini terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah. ''Kecuali Kudus yang mengalami deflasi. Kota Kudus pada Juli kemarin mengalami deflasi sebesar 0,1 persen,'' katanya.

Menurutnya, laju inflasi di Banyumas dan Cilacap didorong oleh meningkatnya harga komoditas utama seperti cabai rawit seiring dengan dimulainya musim tanam komoditas tersebut, serta meningkatnya biaya pendidikan sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2021/2022.

Meski demikian, laju inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, dan minyak goreng, sejalan dengan permintaan masyarakat yang terus menurun selama Juli 2021.

Berdasarkan data terakhir, Samsun menuturkan, Purwokerto tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 1,31 persen (yoy). Capaian inflasi tahunan ini, lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan Juli dalam dua tahun terakhir yang tercatat 1,88 persen (yoy).

Sedangkan Kota Cilacap, tercatat mengalami inflasi tahunan 1,27 persen (yoy). Capaian inflasi tahunan ini, juga lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi Juli dalam dua tahun terakhir  1,46 persen.

Terkait proyeksi laju inflasi ke depan, Samsun menyebutkan, laju inflasi di Purwokerto dan Cilacap, masih akan didorong oleh berbagai faktor. Antara lain adanya perubahan cuaca dan iklim yang memengaruhi produksi dan adanya kenaikan harga komoditas yang ditentukan pemerintah seperti cukai rokok.

Di sisi lain, beberapa faktor lain juga berpotensi menahan laju inflasi. Terutama disebabkan masih terbatasnya konsumsi dan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang masih berlanjut dan pasokan bahan pangan utama yang diperkirakan terkendali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement