Selasa 03 Aug 2021 16:25 WIB

Penuhi Kebutuhan PK, Pemprov Jateng Canangkan Gedor Lakon

Kepala daerah bisa melakukan pendataan siapa saja telah menjadi penyintas Covid-19.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (kanan) berbincang dengan calon pendonor plasma konvalesen saat sosialisai gerakan donor plasma konvalesen atau Gedor Lakon di Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Banyumas, Jateng, Selasa (3/8/2021). Gedor Lakon adalah gerakan mengajak tokoh masyarakat dan pemangku pemerintahan yang telah sembuh dari COVID-19 untuk mendonorkan plasma konvalesen sebagai contoh bagi masyarakat.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (kanan) berbincang dengan calon pendonor plasma konvalesen saat sosialisai gerakan donor plasma konvalesen atau Gedor Lakon di Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Banyumas, Jateng, Selasa (3/8/2021). Gedor Lakon adalah gerakan mengajak tokoh masyarakat dan pemangku pemerintahan yang telah sembuh dari COVID-19 untuk mendonorkan plasma konvalesen sebagai contoh bagi masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Untuk memenuhi tingginya kebutuhan plasma konvalesen (PK), Pemprov Jawa Tengah mencanangkan Gerakan Donor Plasma Konvalesen (Gedor Lakon). Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin saat menyaksikan kegiatan donor plasma konvalesen di PMI Banyumas, Selasa (3/8).

''Dalam program ini, kami mendorong agar para pejabat daerah di Jateng bisa menjadi tokoh teladan atau lakon,'' jelasnya. Seperti bupati dan wakilnya, wali kota dan wakilnya, serta pejabat lainnya yang pernah terpapar Covid-19, bisa menjadi teladan gerakan donor plasma konvalesen.

''Kalau kepala daerah dan pejabat sudah menjadi donor PK, para ASN bawahannya yang pernah terpapar Covid 19, tentu tidak akan ragu lagi untuk menjadi donor,'' katanya.

Bahkan bila perlu, kata wagub, kepala daerah bisa melakukan pendataan siapa saja telah menjadi penyintas Covid-19, kemudian mendorong mereka untuk mendonorkan plasmanya secara sukarela.

Ia menyebutkan, hingga kini permintaan plasma konvalesen masih belum bisa diimbangi dengan ketersediaan plasma konvalsenen. Bahkan ada ribuan pasien Covid 19 yang membutuhkan terapi plasma konvelesen, harus antri cukup lama di PMI karena terbatasnya persediaan plasma.

''Seperti pekan kemarin, jumlah permintaan PK dari berbagai rumah sakit di Jateng mencapai lebih dari 15 ribu kantong. Namun yang terpenuhi hanya sekitar 13 ribuan,'' jelasnya.

Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Banyumas. Kepala UDD (Unit Donor Darah) PMI Banyumas, dr Ivone Rusyandari menuturkan, peningkatan kebutuhan plasma konvalesen mulai meningkat sejak Januari 2021. Sejak itu, stok yang ada tidak mampu untuk memenuhi seluruh permintaan.

''Tingginya permintaan plasma masih terjadi hingga saat ini. Seperti pada Juli 2021 kemarin, ada 923  permintaan plasma. Tapi karena stoknya terbatas, yang  bisa terpenuhi hanya sebanyak 435 pasien,'' katanya.

Dikatakan, rata-rata per hari hanya ada 15 penyintas yang mendonorkan plasmanya di UDD PMI Banyumas. ''Padahal seharusnya bisa lebih dari itu, karena jumlah penyintas di Banyumas cukup banyak,'' katanya.

Terkait kondisi ini, Taj Yasin mendorong agar para penyintas Covid-19 bersedia mendonorkan plasma konvalesennya. Antara lain dengan cara melakukan sosialisasi yang lebih intensif bahwa donor plasma konvalesen merupakan gerakan kemanusiaan yang bisa menyelamatkan nyawa pasien covid lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement