Selasa 03 Aug 2021 17:51 WIB

Testing Covid-19 Terus Turun, Ini Penjelasan Pemda DIY 

Petugas puskesmas disebut sudah sangat kewalahan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Petugas kesehatan menyimpan sampel tes usap Antigen dan Polymerase Chain Reaction (PCR) (ilustrasi).
Foto: ANTARA/ADWIT B PRAMONO
Petugas kesehatan menyimpan sampel tes usap Antigen dan Polymerase Chain Reaction (PCR) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY memberikan penjelasan terkait turunnya testing (pemeriksaan) Covid-19 disaat kasus harian Covid-19 masih meningkat signifikan. Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, ada beberapa kendala yang menyebabkan terus turunnya testing di DIY.

Salah satunya yakni kendala terkait sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, banyaknya testing tergantung dari hasil tracing (pelacakan) yang dilakukan oleh puskesmas.

"Teman-teman puskesmas saat ini sudah kewalahan juga mengerjakan vaksin, tracing, testing, belum lagi program rutinnya. Bisa jadi juga karena hari Minggu pelaksanaan tracing tenaganya minim," kata Berty, Selasa (3/8).

Berty juga menyebut, turunnya testing juga disebabkan kontak erat yang ditemukan sedikit, walaupun kasus harian Covid-19 masih tinggi. Selain itu, katanya, kemungkinan tidak semua hasil tracing (pelacakan) juga yang diperiksa.  

Berdasarkan data yang dihimpun Republika dari Satgas Penanganan Covid-19 DIY, testing harian di DIY sendiri sempat menyentuh angka di atas 10 ribu orang pada 13 dan 14 Juli 2021 lalu. Namun, testing ini terus turun sejak 15 Juli hingga 31 Juli dengan rata-rata di atas 8.000 sampai di atas 9.000 orang per hari.

Jumlah testing ini terus turun yang pada 1 Agustus hanya 6.738 orang. Pada 2 Agustus, testing turun drastis di angka 3.302 orang. Padahal, penambahan kasus terkonfirmasi positif di DIY masih cukup tinggi dengan jumlah 1.566 kasus baru pada 2 Agustus kemarin.

Sedangkan, pada 3 Agustus ini testing naik di angka 8.318 orang dengan penambahan kasus baru positif sebesar 1.445 kasus. Dengan kasus baru Covid-19 yang masih tinggi di atas seribu kasus per hari, tentunya jumlah testing seharusnya juga tinggi.

Hal ini dikarenakan tracing kasus juga akan meningkat disaat jumlah kasus baru masih naik dengan signifikan di DIY. Bahkan, Berty juga sudah menyebut bahwa jika kasus Covid-19 di masyarakat banyak ditemukan, maka tracing pun akan meningkat dan menyebabkan testing pun ikut naik.

"Betul, kalau kasusnya banyak, kita bisa melakukan tracing dan testing lebih banyak tentunya. Nah, hasil testing positifnya nanti kalau masih banyak juga, berarti masih banyak penularan," ujar Berty.

Sementara itu, Kepala Bagian Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji juga mengatakan, turunnya testing di DIY dikarenakan adanya kendala di SDM yang memasukkan data dalam sistem New All Record (NAR). Terutama, katanya, kendala dalam memasukkan data rapid diagnostic (RDT) antigen.

Untuk testing di DIY sendiri tidak hanya menggunakan PCR, namun juga RDT antigen. "Walaupun menggunakan sistem yang sama dengan entri data PCR, entri data antigen sering mengalami kendala," kata Ditya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement