Rabu 04 Aug 2021 17:28 WIB

Mahasiswa Fakultas Farmasi UMP Produksi Permen Anticorona

Permen anticorona berasal dari ekstrak bawang merah.

Rep: eko widiyatno/ Red: Agus raharjo
Tim mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), membuat permen anticorona. Permen ini dibuat dari ekstrak bawang merah sebagai bahan utama.
Foto: Republika/Eko Widiyatno
Tim mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), membuat permen anticorona. Permen ini dibuat dari ekstrak bawang merah sebagai bahan utama.

REPUBLIKA.CO.ID, Sekelompok mahasiswa dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), membuat inovasi dengan menciptakan permen pereda batuk bernama permen 'Anticorona'. "Meski bukan obat untuk penyakit Covid-19, namun permen ini diharapkan bisa meredakan salah satu gejalanya, yakni batuk," tutur Ketua Tim Mahasiswa Farmasi UMP Risti Ainun Nisa, Rabu (4/9).

Menurutnya, ide membuat permen yang berkhasiat untuk meredakan gejala Covid-19, berawal dari dari salah satu anggota tim yang mengaku memakan bawang merah pada saat terpapar Covid-19. "Dia mengaku sulit sekali memakan bawang merah dalam bentuk utuh karena rasanya yang tidak enak. Namun dia tetap memaksakan diri memakan bawang merah, dan ternyata dia menjadi cepat sembuh," ujarnya.

Dari penuturan ini, tim tersebut kemudian saling berdiskusi untuk membahas khasiat bawang merah untuk meredakan gejala batuk yang kerap menyertai penderita Covid-19. Dari berbagai studi literatur, diketahui bawang merah memang berkhasiat sebagai pereda batuk.

Dalam diskusi lanjutan mengenai manfaat bawang merah sebagai pereda gejala batuk pada Covid-19, akhirnya muncul ide untuk membuat permen berbahan dasar bawang merah. "Ide ini muncul, agar penderita Covid 19 tidak kesulitan mengkonsumsi bawang merah rasa dan baunya yang tidak enak," jelasnya.

Bersama dengan tim mahasiswa lainnya yang terdiri dari Ryan Wody Prawidasary, Aldy Tri Renaldy, Angelia Yuliana Safitri, dan Uzma Eliyanti, mereka kemudian merumuskan bahan apa saja yang bisa digunakan untuk membuat permen bawang. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diterapkan UMP, mereka kemudian bereksperimen membuat permen bawang.

Bahan pokok yang digunakan, antara lain madu, daun mint, gula dan juga bawang merah. "Saat ini ada beberapa permen yang sudah kami buat. Ada yang memiliki rasa mint, lemon, dan yang murni rasa bawang. Ke depan, kami akan terus berinovasi agar permen anticorona yang kami buat bisa memiliki beberapa varian," jelasnya.

Dosen Pembimbing Tim Mahasiswa Farmasi UMP Dr Indri Hapsari MSi Apt, mengatakan permen “Anticorona” tersebut terbuat dari bawang merah yang diekstraksi, kemudian dicampur dengan madu serta diberi perisa lemon atau peppermint. "Permen ‘Anticorona’ ini sebenarnya singkatan dari anticough from onion. Artinya, pereda batuk atau pelega tenggorokan yang terbuat dari bawang merah,'' katanya.

Mengenai manfaat bawang merah untuk pereda batuk, Indri menyebutkan, bawang merah diketahui mengandung allicin yang bisa digunakan sebagai antibakteri. Untuk itu, dalam bentuk kearifan lokal, sudah cukup banyak masyarakat yang tahu bahwa bawang merah bisa digunakan untuk meredakan batuk atau gatal pada tenggorokan.

''Mereka mengkonsumsi bawang merah pada saat batuk dengan ditumbuk, kemudian dimakan langsung atau diambil airnya untuk diminum. Tapi karena rasa dan baunya yang tidak enak, banyak orang enggan memanfaatkan obat herbal ini,'' katanya.

Untuk itu, dia mengapresiasi mahasiswanya yang berinisiatif membuat permen berbahan baku bawang merah. ''Adanya bahan tambahan seperti madu, juga akan menambah manfaat permen bawang merah bagi yang yang mengonsumsinya. Kami menjamin, permen bawang merah yang dibuat mahasiswa UMP ini tidak menggunakan bahan pengawet,'' katanya.

Menurut dia, permen Anticorona yang dibuat mahasiswa UMP ini sudah mendapat banyak pesanan dari masyarakat. Termasuk apotik-apotik di Banyumas, juga sudah banyak yang memesan permen anticorona. Indri menyatakan, permen anti corona hasil inovasi tim Mahasiswa Farmasi UMP telah lolos dalam ajang PKM, sehingga kegiatannya didanai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement