Kamis 05 Aug 2021 16:45 WIB

Proyek Infrastruktur Padat Karya Bantul Serap 3.120 Pekerja

Padat karya di 60 lokasi yang dimulai pada 4 sampai 26 Agustus 2021.

Pekerja peserta program Padat Karya Tunai menyelesaikan pembangunan drainase (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja peserta program Padat Karya Tunai menyelesaikan pembangunan drainase (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kegiatan padat karya infrastruktur program perluasan kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2021 mampu menyerap sebanyak 3.120 tenaga kerja dari masyarakat setempat.

"Jumlah lokasi padat karya infrastruktur tahun ini ada 60 lokasi dengan penyerapan tenaga kerja 52 orang per lokasi, sehingga total penyerapan tenaga kerja mencapai 3.120 orang," kata pelaksana tugas Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul Aris Suharyanta di sela pencanangan dimulainya Padat Karya 2021 di Bantul.

Menurut dia, kegiatan padat karya infrastruktur 2021 yang bersumber dari bantuan keuangan khusus (BKK) Bantul tersebut memang bertujuan untuk menekan angka pengangguran, setengah menganggur, dan masyarakat miskin di sekitar lokasi pembangunan.

Selain itu, padat karya di 60 lokasi yang dimulai pada 4 sampai 26 Agustus 2021 ini bertujuan memupuk rasa kebersamaan dan gotong royong, serta meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pusat layanan sosial dasar yaitu pendidikan kesehatan pasar dan lain lain.

 

"Kemudian meningkatkan kualitas dan kuantitas pengembangan masyarakat ke arah yang lebih baik, menumbuh kembangkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata dia.

Ia mengatakan, bentuk kegiatan padat karya infrastruktur ini berupa pembangunan sarana fisik, yaitu corblok 45 lokasi, talud 11 lokasi, kemudian corblok dan talud dua lokasi, talud dan drainase satu lokasi, drainase dan penutup satu lokasi, sehingga total mencapai 60 lokasi.

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, menginginkan seluruh wilayah di Kabupaten Bantul yang terdiri 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 pedukuhan ini infrastruktur fisiknya bagus, jalan-jalan masuk kampung, desa dan RT juga bagus, dan ini dapat diwujudkan melalui padat karya.

"Tentu ini membutuhkan anggaran pembiayaan yang luar biasa besar, karena itulah sinergi diperlukan baik APBD Bantul, APBD DIY, bahkan APBN dan juga APBDes (Anggaran Pendapatan Belanja Desa), supaya bisa mempercepat pembangunan infrastruktur," ujarnya.

Bupati juga mengatakan, tidak hanya jalan, jembatan, dan talud, akan tetapi juga lampu penerangan jalan diperlukan melalui kegiatan padat karya. Sehingga kehidupan masyarakat ini lebih produktif, karena jalan sebagai sarana ekonomi yang bagus dan penerangan memadai dapat mendukung distribusi barang dan jasa.

"Kalau tempatnya gelap, tidak ada listrik juga akan menghambat proses produksi, produksi bisa kerajinan, kuliner yang membutuhkan penerangan maupun tenaga listrik, ini pentingnya infrastruktur itu untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement