Senin 09 Aug 2021 15:16 WIB

Mahasiswa UB Berdayakan Warga Tawangsari Pujon Lewat Batik

Ada pula kegiatan pembuatan batik cap dan pengelolaan limbah batik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) memberikan pelatihan batik kepada masyarakat Desa Tawangsari Pujon.
Foto: Mahasiswa UB
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) memberikan pelatihan batik kepada masyarakat Desa Tawangsari Pujon.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Desa Tawangsari Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, termasuk salah satu desa Terluar, Terdepan, Tertinggal (3T). Meskipun memiliki banyak sumber daya alam dan manusianya, potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

Melihat kondisi tersebut, sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yang tergabung dalam Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D) mencoba membantu masyarakat Desa Tawangsari Pujon. Salah satunya melalui batik dengan harapan bisa menciptakan mata pencaharian baru. "Dan mewujudkan masyarakat berbudaya lingkungan," kata Ketua Tim, Herlin Sri Wahyuni.

Pada kegiatan tersebut, kelompok mahasiswa yang juga tergabung dalam Eksekutif Mahasiswa (EM UB) tersebut membantu masyarakat Desa Tawangsari lewat pendampingan produksi. Kemudian juga membantu pemasaran batik dan menjenamakan (branding) produk batik "Djojo De Sari" (Jaya Desa Tawangsari).

Ada pula kegiatan pembuatan batik cap dan pengelolaan limbah batik. Pengelolaan limbah ini bertujuan agar tidak mencemari lingkungan. Hal tersebut juga termasuk sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan dalam mewujudkan gaya hidup nol sampah (zero waste life).  

Pada bulan lalu, kata Herlin, tim sudah mulai melakukan koordinasi secara daring antara dospem dan masyarakat setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu pemasaran secara konvensional dan digital marketing.

Warga Desa Tawangsari Pujon, Arwati (40) mengatakan, pelatihan membatik merupakan kegiatan yang sangat bagus. Pelatihan membatik ini bisa menambah kemampuan masyarakat Desa Tawangsari khususnya para ibu yang tergabung dalam komunitas membatik.  "Kemampuan membatiknya jadi lebih meningkat karena dilatih oleh pembuat batiknya langsung," jelasnya.

Selain itu, Arwati dan teman-temannya juga mendapatkan materi tambahan berupa pengetahuan pemasaran. Dengan cara ini bisa mengetahui bagaimana menjual batik baik secara daring maupun luring.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement