Kamis 19 Aug 2021 15:12 WIB

INH Salurkan Hak Anak Yatim Terdampak Covid-19

Bantuan disalurkan dalam bentuk perlengkapan sekolah, tunai, dan minuman bernutrisi.

Lembaga Kemanusian Internasional Networking for Humanitarian (INH) bekerja sama dengan Yayasan Alwasiilah Amanatul Ummah di Cileungsi, Bogor Jawa Barat, Kamis (19/8) menggelar acara pembagian bantuan dari para donatur untuk anak-anak yatim yang mayoritas orang tuanya meninggal akibat Covid-19.
Foto: dokpri
Lembaga Kemanusian Internasional Networking for Humanitarian (INH) bekerja sama dengan Yayasan Alwasiilah Amanatul Ummah di Cileungsi, Bogor Jawa Barat, Kamis (19/8) menggelar acara pembagian bantuan dari para donatur untuk anak-anak yatim yang mayoritas orang tuanya meninggal akibat Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pandemi Covid-19 menambah jumlah daftar anak yatim secara drastis di Indonesia. Angka kematian meningkat selama dua tahun pandemi berlangsung. Banyak anak-anak yang kehilangan orang tua baik ayah maupun ibu. 

Pada momentum lebaran anak yatim yang jatuh pada tanggal 10 Muharram 1443 Hijriyah, Lembaga Kemanusian Internasional Networking for Humanitarian (INH) bekerja sama dengan Yayasan Alwasiilah Amanatul Ummah di Cileungsi, Bogor Jawa Barat, Kamis (19/8) menggelar acara pembagian bantuan dari para donatur untuk anak-anak yatim yang mayoritas orang tuanya meninggal akibat Covid-19.

Ketua Kordinator Nasional Sahabat Relawan INH (SHARE INH) Supriyanto yang mewakili INH dalam kegiatan tersebut  menyebutkan bantuan dari para donatur melalui INH disalurkan dalam bentuk perlengkapan sekolah, bantuan tunai dan minuman bernutrisi Susu Kurma.

Bantuan ini digalang sejak awal Muharram dan akan berakhir sampai akhir bulan ini. Acara serupa dilaksanakan INH serentak  di beberapa wilayah di indonesia. "Ini bukan santunan, melainkan penyaluran hak-hak mereka para anak yatim dari kita semua. Semoga banyak yang menyadari ini sehingga anak yatim tidak hanya sekali merasakan kebahagiaan. Acara serupa juga dilaksanakan INH serentak  di beberapa wilayah di Indonesia.” ujarnya.

 

Menurutnya, bagi masyarakat Muslim, Muharram termasuk salah satu momentum mulia karena menjadi bulan pembuka tahun baru dalam kalender Islam, sehingga menjadi hal yang wajar jika dalam kondisi ini disebut sebagai hari raya umat Islam. 

"10 Muharram disebut hari raya anak yatim sebagian masyarakat Indonesia bahkan menganggap bahwa tanggal 10 Muharram (Asyura) adalah hari raya anak yatim atau Istilah arabnya Idul Yatama sebenarnya hanyalah ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim, sebab pada saat itu banyak orang yang memberikan perhatian dan santunan kepada mereka," jelasnya.

Dalam kegiatan tersebut Yayasan Wasiilah juga menghadirkan pembagian sembako untuk para  dhuafa dan istri yang ditinggalkan suaminya, bekerja sama dengan para donatur dari berbagai lokasi berbeda.

Kegiatan dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat diantaranya ketua RW 06, satgas covid 19 Pasirangin Bogor, perwakilan Dinsos Kecamatan dan lembaga LPAYD Al Fatah selaku yayasan penerima Yatim. 

Sementara itu, Manajer Program INH Habibullah Faruq M. mahdi mengatakan berbeda pada tahun ini santunan anak yatim di fokuskan kepada mereka yang menjadi anak yatim lantaran ditinggal orang tuanya akibat terkena wabah yang saaat ini sedang mendunia. "Tahun ini kita fokuskan kepada anak-anak yang menjadi yatim akibat Pandemi, karena pandemi covid-19 banyak menambah daftar anak yatim," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement