Sabtu 21 Aug 2021 02:29 WIB

Membudidayakan Jamur Tiram Melalui Ponsel Pintar

Mahasiswa UB merancang dan menerapkan teknologi otomatisasi penyiraman jamur tiram.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Jamur tiram
Foto: ANTARARahmad
Jamur tiram

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dari  Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik berkolaborasi dalam merancang dan menerapkan teknologi otomatisasi penyiraman jamur tiram. Inovasi ini bernama Penyiraman Jamur Tiram secara Otomatis atau Petajatis.

Perwakilan tim, Vanda Inayah Oktavia Mayang mengatakan, pembuatan teknologi ini dilatarbelakangi fakta jamur tiram sebagai komodi pertanian yang digemari masyarakat. Hal ini karena mempunyai kandungan nutrisi tinggi dan antioksidan. "Juga mengandung zat yang dapat menurunkan kolesterol," kata Vanda.

Menurut Vanda, jamur tiram dapat diolah menjadi sayur, sate, sambal bertema jamur dan jamur crispy. UKM Jamur Suka Suka termasuk satu usaha yang bergerak khusus dalam bidang budidaya jamur tiram. UKM ini memproduksi jamur tiram segar, nugget jamur tiram dan olahan frozen food jamur tiram.

 

 

Meskipun sudah menghasilkan berbagai produk jamur, UKM Jamur Suka Suka belum optimal dalam menjalankan usahanya. Hal ini karena dihadapkan pada kendala penyiraman jamur yang masih konvensional. Penyiraman jamur membutuhkan tiga sampai empat orang serta waktu yang tidak sedikit.

Situasi demikian menyebabkan suhu dan kelembaban ruang tumbuh jamur berfluktuasi. Kemudian debit air yang diterima pada setiap baglog berbeda sehingga menyebabkan jamur tumbuh tidak baik. Dari kondisi ini, Vanda bersama mahasiswa Irmadinza Citrasanty Putri, Wulan Permatasari, Akmal Berlian Rinaldi, dan Azzam Rasyiq El-Faraby menghadirkan Petajatis.

Inovasi timnya merupakan teknologi otomatisasi pengendali sprayer berbasis Internet of Things. Petajatis memanfaatkan ESP8266 sebagai komponen IoT yang dihubungkan dengan sensor suhu dan kelembapan. Dengan demikian, pompa air dan compact room heater bekerja secara otomatis.

Selain itu, teknologi ini juga dilengkapi dengan ESP32 CAM untuk dapat memantau perkembangan jamur tiram. Aspek-aspek ini dapat diakses melalui aplikasi Petajatis pada ponsel pintar. "Tim menggunakan Internet of Things dengan harapan petani mampu mengontrol kondisi proses produksi jamur dari jarak jauh," jelasnya.

Dosen pembimbing, Budi Waluyo mengatakan, Petajatis saat ini telah diujikan di UKM Jamur Suka Suka Gondanglegi, Kabupaten Malang. Ia mengklaim hasil pengujian timnya cukup bagus. UKM puas dan berharap bisa diproduksi massal serta bisa membantu petani jamur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement