Ahad 22 Aug 2021 23:26 WIB

Aktivitas Jual Beli Pasar Tradisional di Kudus Bergeliat

Kondisinya belum pulih maksimal karena persentase pemulihannya berkisar 20 persen.

Aktivitas Jual Beli Pasar Tradisional di Kudus Bergeliat (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Aktivitas Jual Beli Pasar Tradisional di Kudus Bergeliat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS -- Status Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sebagai daerah dengan penerapan PPKM level 3, akhirnya mendorong transaksi jual beli di pasar tradisional kembali bergeliat sehingga pembeli dari luar daerah pun mulai berdatangan untuk bertransaksi.

"Sebelumnya, ketika Kabupaten Kudus masih berstatus PPKM level 4 tidak ada pembeli dari luar jawa yang berani ke Kudus," kata salah satu pedagang pakaian grosir di Pasar Kliwon Kudus Son Hidayat di Kudus, Ahad (22/8).

Ketatnya aturan tersebut, kata dia, membuat pelanggan yang dari luar daerah, khususnya luar Jawa tidak berani datang ke Kudus karena sempat viral sebagai salah satu kota di Tanah Air yang temuan kasusnya tertinggi. Akibatnya, transaksi di pasar sepi. "Setelah kondisinya membaik dan saat ini temuan kasusnya sangat sedikit, pembeli dari luar pulau maupun luar daerah mulai berani ke Kudus," ujarnya.

Meskipun demikian, lanjut dia, kondisinya belum pulih secara maksimal karena persentase pemulihannya berkisar 20-30 persen dari sebelum masa pandemi. "Jika sebelum masa pandemi sehari bisa mencatatkan transaksi hingga Rp30 juta, maka saat ini untuk mendapatkan transaksi Rp10 juta per hari sangat sulit," ujarnya.

Ia berharap ada kemudahan mobilitas masyarakat sehingga warga luar daerah, terutama dari luar Jawa mudah datang ke Kudus.Adi, pedagang pakaian lainnya, membenarkan bahwa saat ini transaksi penjualan di Pasar Kliwon memang mulai berangsur pulih, namun belum signifikan. "Saya perkirakan baru pulih 30-40-an persen dibanding sebelum masa pandemi. Namun tetap harus disyukuri karena pelanggan dari luar daerah mulai berani ke Kudus," ujarnya.

Hal terpenting, kata dia, tidak ada penyekatan di setiap wilayah sehingga pelanggan yang hendak kulakan ke Pasar Kliwon juga tidak terhambat. Sementara transaksi secara daring juga tidak banyak yang memanfaatkan, mengingat pelanggan lebih senang transaksi secara langsung karena bisa melihat kualitas barang yang diinginkan secara langsung. Pengiriman barang melalui jasa paket juga mahal dan membutuhkan waktu yang lama.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement