Kamis 26 Aug 2021 19:37 WIB

Sleman Siapkan Skenario Uji Coba Pembukaan Tempat Wisata

Tempat wisata diasumsikan sebagai pusat kerumunan dan akhirnya ditutup.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Lengangnya objek wisata imbas PPKM di Tebing Breksi, Sleman, Yogyakarta, Rabu (4/8). Selama penerapan PPKM Darurat objek wisata Tebing Breksi tutup. Untuk mengisi waktu pengelola melakukan perbaikan beberapa fasilitas penunjang wisatawan. Menurut Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY kerugian yang ditanggung oleh pengelola wisata mencapai Rp 10 triliun selama pandemi Covid-19. Kerugian ini belum termasuk bisnis turunan yang mendukung sektor wisata.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Lengangnya objek wisata imbas PPKM di Tebing Breksi, Sleman, Yogyakarta, Rabu (4/8). Selama penerapan PPKM Darurat objek wisata Tebing Breksi tutup. Untuk mengisi waktu pengelola melakukan perbaikan beberapa fasilitas penunjang wisatawan. Menurut Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY kerugian yang ditanggung oleh pengelola wisata mencapai Rp 10 triliun selama pandemi Covid-19. Kerugian ini belum termasuk bisnis turunan yang mendukung sektor wisata.

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pemkab Sleman mempersiapkan skenario uji coba pembukaan tempat wisata di Bumi Sembada. Skenario ini sebagai kerangka aktivitas pariwisata jika nanti Sleman mendapatkan izin untuk melakukan uji coba pembukaan seperti pusat perbelanjaan. 

Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, selama ini destinasi wisata di Sleman ditutup demi menghindari kerumunan dan pembatasan mobilitas masyarakat. Akibatnya, pelaku wisata yang pendapatan bergantung ke sektor itu tidak mendapat pemasukan.

"Selama covid di tempat wisata diasumsikan sebagai pusat kerumunan dan akhirnya ditutup. Dampaknya, pelaku wisata ini banyak berkeluh kesah ke kami dan meminta adanya kebijakan yang bisa membantu mereka," kata Kustini, Kamis (26/8).

Meski masih level empat, Pemkab Sleman berusaha mengakomodir aspirasi dari pelaku wisata, salah satunya membuat skenario uji coba pembukaan destinasi wisata. Semua tempat wisata yang dikelola swasta dan masyarakat akan melalui tahapan verifikasi.

Verifikasi yang dimaksud tentunya terkait kesiapan prokes yang disiapkan masing-masing tempat. Apalagi, hampir semua tempat wisata di Sleman sudah mengantongi CHSE dari Kemenparekraf, tinggal direaktivasi dan dipastikan kesiapan prokesnya.

Kesiapan lain yang menjadi pertimbangan skenario ini capaian vaksin pelaku wisata yang sudah mencapai 80 persen. Lalu, masing-masing destinasi wisata sudah memiliki tim gugus tugas covid yang akan memantau prokes selama agenda-agenda pariwisata.

"Karena vaksin kita terus percepat, harapannya jika pelaku wisata sudah 100 persen dosis pertama vaksin, wisata sudah dibolehkan untuk buka," ujar Kustini.

Kustini menekankan, uji coba pembukaan pariwisata sesuatu yang juga harus menjadi prioritas. Sebab, sektor pariwisata Sleman selama ini banyak menyumbang pendapatan daerah terbesar dan mampu menyerap tenaga kerja dan jadi mata pencarian warga.

"Apalagi jika dikaitkan produk pertanian, selama pariwisata ditutup penjualan produk pertanian juga menurun. Jika pariwisata buka, hasil penjualan produk pertanian bisa meningkat. Ini yang juga jadi pertimbangan kami," kata Kustini.

Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Suparmono menambahkan, senjata untuk melakukan uji coba ini ada dua yakni protokol kesehatan dan vaksinasi. Selain itu, ia meyakini, dengan konsep wisata Sleman yang berada di ruang terbuka relatif lebih aman.

"Tentu kita akan pastikan protokol kesehatannya ketat dan semua telah tervaksin. Kalau kriteria ini bisa terpenuhi, kami yakin Sleman akan mendapatkan izin untuk uji coba pembukaan," ujar Suparmono. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement