Jumat 27 Aug 2021 16:27 WIB

Gandeng BEM dan Polda Metro, UNJ Gelar Sentra Vaksinasi

Proses vaksinasi menjadi bagian penting dalam mempercepat kekebalan kelompok.

Vaksinasi massal di Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Foto: dokpri
Vaksinasi massal di Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNJ dan Polda Metro jaya menyelenggarakan sentra vaksinasi pada Kamis (26/8). Dengan target peserta dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum sekitar yang berusia 12 tahun ke atas.

Adapun syarat untuk bagi peserta vaksin yang sudah mendaftar secara daring melalui GForm, di antaranya dengan membawa KTP atau kartu keluarga, dan menjaga protokol Kesehatan. Untuk dosis yang disediakan sebanyak 500 dosis, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa bertambah jika pesertanya semakin banyak.

Kegiatan vaksinasi dimulai pada pukul 08.00-16.00 WIB, yang bertempat di Gedung Dewi Sartika, Kampus A Universitas Negeri Jakarta. Vaksinasi dihadiri oleh rektor dan para wakil rektor UNJ, dan ketua BEM UNJ.

Ketua BEM UNJ Alfian Fadhilah, mengatakan, vaksinasi kemarin adalah bentuk kontribusi nyata BEM UNJ dalam mempercepat pemulihan pandemi yang menghantam Indonesia selama hampir dua tahun ini. "Harapannya tentu kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin sebagai bentuk usaha pemulihan nasional semakin meningkat sehingga mendorong percepatan vaksinasi di Indonesia,” katanya dalam siaran pers, Jumat (27/8).

Sementara itu penanggung jawab kegiatan vaksinasi UNJ yang juga Wakil Rektor 3 UNJ Abdul Sukur, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Kapolda Metro Jaya beserta seluruh jajaran yang telah memberikan bantuan kepada UNJ dalam rangka pelaksanaan vaksin kepada mahasiswa, dosen, pegawai dan masyarakat di sekitar.

Sedangkan Rektor UNJ Prof Komarudin mengatakan bahwa harapannya imunitas, semakin meningkat, semakin baik, semakin bugar, dan terhindar dari Covid-19. "Proses vaksinasi ini menjadi bagian penting dalam mempercepat kekebalan kelompok. Jika sudah terbentuknya kekebalan kelompok kita bisa menjalani kehidupan secara normal dengan kebiasaan baru dan tentu dengan protokol yang ketat," Tutur Prof Komarudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement