Selasa 31 Aug 2021 16:54 WIB

Embung Grigak Bantu Akses Air Bersih Masyarakat Gunung Kidul

Salah satunya pemanfaatan embung tadah hujan untuk daerah kering.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Embung Grigak Bantu Akses Air Bersih Masyarakat Gunung Kidul (ilustrasi).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Embung Grigak Bantu Akses Air Bersih Masyarakat Gunung Kidul (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNGKIDUL -- Coca-Cola memiliki strategi global holistik 2030 untuk mencapai ketersediaan air. Visi terbaru Coca-Cola terkait pengelolaan air berfokus kepada tiga titik prioritas, yaitu mengurangi jumlah permasalahan air di seluruh dunia.

Kemudian, meningkatkan ketahanan air masyarakat dan meningkatkan kebersihan Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas. Coca-Cola konsisten berkolaborasi dengan mitra ke program air untuk masyarakat demi mempertahankan kelestarian air dan lingkungan.

Melalui Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI), Coca-Cola telah jalankan sejumlah Community Water Program. Membantu mengembalikan sekitar 160 persen dari air yang digunakan dalam proses produksi produk kepada alam dan masyarakat pada 2020.

Salah satunya pemanfaatan embung tadah hujan untuk daerah kering. Hingga 2021, ada tujuh embung tadah hujan dibangun yang ini sejalan program strategis pengembangan embung Kementan sebagai infrastruktur memenuhi kebutuhan air di sektor pertanian.

Kali ini, bersama Yayasan Obor Tani (YOT) menginisiasi pembangunan Embung Grigak, sebuah embung tadah hujan dengan lapisan geomembran untuk memenuhi kebutuhan air di sekitar Pantai Grigak seluas satu hektar yang dibangun sejak Maret 2020.

Ketua Pelaksana CCFI, Triyono Prijosoesilo mengatakan, water stewardship dan water management telah menjadi prioritas Coca-Cola sejak lama. Mereka berusaha memberi dampak positif lebih besar bagi masyarakat dan ekosistem lingkungan masa depan.

"Selama bertahun-tahun Coca-Cola menjalankan berbagai Community Water Program guna membantu meningkatkan akses air bersih dan sanitasi bagi masyarakat Indonesia. Kami berharap dapat terus mengembangkan kerja sama ini dengan para mitra kami," kata Triyono, Selasa (31/8).

Embung Grigak ada di Padukuhan Karang, Kalurahan Girikarto, Kapanewon Panggang, Gunungkidul. Daerah tandus berupa perbukitan kapur dan untuk akses air biasanya menunggu musim hujan yang membuat kesulitan bercocok tanam sepanjang tahun.

Direktur Eksekutif Yayasan Obor Tani, Pratomo menuturkan, lapisan tanah bagian atasnya terlihat sangat kering. Tapi, secara geografis Pantai Grigak sebenarnya memiliki tanah subur dan kaya akan mineral esensial yang diperlukan oleh tanaman.

"Dengan tanah karst atau tanah kapur yang memiliki tingkat keasaman di atas enam, lahan di wilayah ini sangat bagus dimanfaatkan untuk tanaman," ujar Pratomo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement