Ahad 05 Sep 2021 19:55 WIB

Bantul Belum Kembalikan Fungsi Bed Bangsal Pasien Umum

Pemkab Bantul Masih Tunggu izin dari pemerintah pusat.

Deretan bilik pasien Covid-19 di Shelter Gose Covid-19, Bantul, Yogyakarta, Kamis (18/2). RSU PKU Muhammadiyah menyulap lapangan futsal menjadi shelter pasien Covid-19 OTG. Shelter darurat ini memiliki 32 bilik untuk 16 pasien laki-laki serta 16 pasien perempuan. Selain itu, di sini juga dilengkapi rumah sakit mini serta dokter dan empat perawat yang berjaga.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Deretan bilik pasien Covid-19 di Shelter Gose Covid-19, Bantul, Yogyakarta, Kamis (18/2). RSU PKU Muhammadiyah menyulap lapangan futsal menjadi shelter pasien Covid-19 OTG. Shelter darurat ini memiliki 32 bilik untuk 16 pasien laki-laki serta 16 pasien perempuan. Selain itu, di sini juga dilengkapi rumah sakit mini serta dokter dan empat perawat yang berjaga.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih menunggu izin dari Pemerintah Pusat terkait pengembalian sebagian tempat tidur bangsal pasien umum rumah sakit yang sebelumnya difungsikan untuk pasien Covid-19, menyusul menurunnya jumlah kasus aktif. Kasus aktif Covid-19 di Bantul dalam beberapa pekan terakhir terus menurun.

"Pasti itu (dikembalikan untuk pasien biasa), tetapi status PPKM Level 4 di Bantul itu kewenangan pusat, dan nanti pemerintah pusat yang menurunkan level dan yang memberikan izin agar tempat tidur itu bisa dikonversi kembali ke tempat tidur biasa," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Ahad (5/9).

Kasus aktif Covid-19 atau pasien yang masih isolasi di Bantul, per hari Sabtu (4/9), tinggal 1.700-an orang. Padahal pada awal Agustus kasus aktif sempat di angka 14 ribuan orang dan terus menurun seiring pasien yang sembuh harian lebih banyak dari penambahan kasus baru.

"Memang pasien Covid-19 itu menurun secara tajam di Bantul, sehingga pasti nanti akan kita rekonversi dari tempat tidur Covid-19 ke tempat tidur untuk pasien semua penyakit, tapi masih menunggu dari pusat," katanya.

Saat ini di Bantul, masih menerapkan PPKM Level 4 guna pengendalian penularan Covid-19 di level RT, dan telah dilakukan perpanjangan hingga 6 September nanti. Nantinya di akhir perpanjangan dilakukan evaluasi bersama Satgas Penanggulangan Covid-19 kabupaten dan pusat.

"Ini kan perpanjangan PPKM setiap pekan, nanti di akhir perpanjangan akan kita evaluasi apakah rekonversi itu akan segera kita lakukan atau belum, kalau di internal pemkab selama ini juga belum ada pembahasan," katanya.

Bupati mengatakan, meskipun tren angka positif Covid-19 ada kecenderungan turun terus. Namun untuk menurunkan level PPKM juga harus banyak pertimbangan, agar nantinya kasus positif tidak kembali meningkat.

"Kita harus mempertimbangkan banyak hal, termasuk hasil kajian epidemiologis, kita harus lihat penurunan ini kira-kira permanen atau tidak," katanya.

Data Satgas Covid-19 Bantul, per Sabtu (4/9), total kasus positif sebanyak 55.320 orang, dengan telah dinyatakan sembuh 52.104 orang, sementara kasus yang meninggal ada 1.480 orang. Sehingga, kasus aktif atau yang masih isolasi sebanyak 1.736 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement