Selasa 07 Sep 2021 12:08 WIB

Pemkot Surabaya Seragamkan Perlengkapan Sekolah

Siswa nantinya mengenakan seragam, tas, dan sepatu yang sama

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Pekerja membuat seragam sekolah di salah satu industri rumahan seragam sekolah di kawasan Dupak Bandarejo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (9/7).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Pekerja membuat seragam sekolah di salah satu industri rumahan seragam sekolah di kawasan Dupak Bandarejo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan rencananya untuk menghilangkan kesenjangan sosial di sekolah. Oleh sebab itu, ia ingin agar para siswa nantinya mengenakan seragam, tas, dan sepatu yang sama, baik itu sekolah negeri maupun swasta.

“Nanti harus sama semua, mulai dari seragam, tas, hingga sepatu. Kita akan buatkan. Ketika anak murid masuk sekolah, tidak ada lagi beda kaya dan miskin, kudu podo kabeh (harus sama semua)” kata Eri, Selasa (7/9).

Eri menyatakan akan melibatkan UMKM Kota Surabaya untuk membuat seragam, tas, dan sepatu yang nantinya akan digunakan oleh para siswa. Menurutnya, hal ini akan membantu menggerakkan perekonomian di Kota Pahlawan. Penjualannya pun melalui koperasi sekolah sehingga, tidak akan ada perbedaan harga.

“Ini akan membantu pergerakkan ekonomi kita. Insya Allah ini kesepakatan kita bersama. Sehingga, kita menunjukkan bahwa Surabaya tidak ada lagi beda kasta tinggi dan rendah. Tidak ada yang bajunya orang kaya lebih bagus,” ujar Eri.

Eri menyadari, tidak semua wali murid mampu membeli seragam untuk anaknya. Makanya, ia meminta kepada seluruh lembaga pendidikan mulai dari jenjang SD hingga SMP untuk memberikan form kepada setiap wali murid. Melalui form tersebut, mereka dapat menyampaikan kondisi keluarganya apakah masuk dalam kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau tidak.

“Dari situ Pemkot bisa memetakan mana keluarga yang membutuhkan intervensi. Di situlah pemerintah hadir. Surabaya ini kan budayanya gotong-royong, bahu-membahu,” kata dia.

Eri mengaku banyak menerima pesan dari berbagai kalangan terkait program orang tua asuh. Mereka menyatakan kesediaanya untuk menjadi orang tua asuh dari siswa kurang mampu. Menurutnya ini menunjukkan warga Surabaya memiliki empati untuk bergotong-royong membantu sesama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement