Rabu 08 Sep 2021 15:35 WIB

Atasi Sampah Plastik, Pemkab Banyumas-Swasta Bersinergi

Sampah plastik yang sudah diolah oleh TPST banyak yang tidak terpakai.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Seorang pemulung mencari plastik bekas di tumpukan sampah.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Seorang pemulung mencari plastik bekas di tumpukan sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Untuk mengatasi sampah plastik yang menumpuk di berbagai lokasi tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), Pemkab Banyumas, Jawa Tengah, menjalin kerja sama dengan pihak swasta. Salah satu dunia usaha yang digandeng dalam kerja sama ini, antara lain PT Solusi Bangun Indonesia Tbk yang merupakan produsen semen.

''Penandatanganan kerja sama sudah dilakukan pekan kemarin di Jakarta,'' jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Junaidi, Rabu (8/9).

Ia menyebutkan, salah satu poin kerja sama  antara lain mengenai kesediaan PT SBI untuk menampung sampah plastik hasil pengolahan TPST. Limbah tersebut, oleh PT SBI akan digunakan sebagai  bahan bakar alternatif pengolahan semen.

Diakui, dalam kondisi pandemi seperti sekarang di mana anggaran infrastruktur dikurangi akibat adanya refocusing anggaran, masalah sampah plastik yang sudah diolah oleh TPST ini banyak yang tidak terpakai. Hal ini menimbulkan timbunan sampah plastik cukup banyak di gudang-gudang TPST.

''Sebelumnya, sampah plastik yang sudah diolah ini banyak digunakan sebagai bahan campuran aspal dalam kegiatan perbaikan jalan. Namun karena pekerjaan perbaikan jalan banyak berkurang, maka sampah plastik ini banyak yang tidak terserap,'' katanya.

Kondisi ini, menurutnya menyebabkan aktivitas pengolahan sampah di berbagai TPST wilayah Banyumas juga terganggu. Terutama karena banyak tenaga kerja yang semula terlibat dalam proses pengolahan sampah plastik, tidak bisa mendapat upah sebagaimana mestinya.

Untuk itu, Junaedi menyatakan, Pemkab Banyumas berupaya menggandeng pihak swasta untuk mengatasi masalah ini. ''Melalui kerja sama ini, maka ke depan akan lebih ada jaminan ke mana limbah sampah plastik itu dijual,'' jelasnya.

Ia menyebutkan, potensi sampah plastik di Banyumas yang diolah menjadi RDF (Refused Derived Fuel)  mencapai kurang lebih  5-10 ton per hari. Ini merupakan potensi yang cukup besar untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di TPST.

''Tinggal bagaimana teman-teman KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) pengelola TPST mengelola limbah tersebut. Kalau biasanya sampah plastik langsung dibuang ke TPA, maka ke depan  bisa dimanfaatkan menjadi bahan alternatif sebagai bahan bakar di PT SBI,'' katanya.

Bila dikalkulasi secara keseluruhan, nilai penjualan hasil pengolahan limbah plastik ini memang tidak seberapa. ''Kalau dihitung-hitung, hanya cukup untuk menutup biaya operasional TPST. Tapi ini sudah lumayan, karena kalau harus dibuang justru akan mengeluarkan uang untuk transportasi dan kegiatan lain,'' kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement