Senin 13 Sep 2021 18:02 WIB

Bahaya Mikroplastik yang Tergenang di Bendungan Sengguruh

Ada sampah plastik dari 1990an, awal 2000 bahkan ada sampah dari 1980an.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Lembaga Ecoton Indonesia menemukan timbunan sampah di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang.
Foto: Ecoton
Lembaga Ecoton Indonesia menemukan timbunan sampah di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lembaga Ecoton Indonesia menemukan tumpukan sampah di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim). Temuan ini menjadi peringatan mengingat bahaya yang terkandung dalam sampah terutama plastik.

Relawan Brantas Sofi Azilan Aini menerangkan, usia sampah plastik yang ditemukan di Bendungan Sengguruh sudah cukup lama. Ada kemasan dari 1990an, awal 2000 bahkan ada sampah dari 1980an. Kemasan itu lama-kelamaan terkena panas matahari, arus sungai, bertabrakan dengan batu, terinjak dan sebagainya sehingga terfragmetasi.

"Terpecah ukurannya menjadi lebih kecil dan lebih kecil hingga berukuran lima milimeter (mikroplastik), selanjutnya jadi bahaya buat kesehatan karena ukurannya yang kecil itu," ungkap Sofi kepada Republika, Senin (13/9).

Keberadaan mikroplastik di Bendungan Sengguruh akan membahayakan kesehatan masyarakat. Sebab, air tersebut bisa mengalir hingga ke hilir seperti ke Surabaya. Air-air ini nantinya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat seperti minum.

Menurut Sofia, sifat mikroplastik itu bisa mengikat senyawa lain di sekelilingnya. Dalam hal ini, bisa mengikat racun dari deterjen di sungai, logam berat, timbal dan sebagainya. Selanjutnya, mikroplastik beserta ikatan unsur lainnya akan masuk ke dalam tubuh manusia.

Setidaknya ada tiga cara mikroplastik bisa masuk ke tubuh manusia. Pertama, mikroplastik bisa masuk ke paru-paru saat dihirup. Kemudian bisa melalui kulit tapi hanya saat kulit dalam keadaan terluka atau lewat rambut.

Ketiga, mikroplastik juga bisa masuk lewat pencernaan melalui hal-hal yang manusia konsumsi. Beberapa plastik ada yang masuk ke pencernaan lalu berakhir di feses. Namun ada juga plastik yang menetap di aliran darah sehingga bisa menyumbat pembuluh darah jika jumlahnya terus bertambah dan semakin banyak.

Karena ukurannya kecil, plastik yang masuk ke tubuh juga bisa berinterakasi dengan protein, lipid dan ion tubuh. Plastik ini akan "bermain" di tubuh sehingga bisa menganggu hormon tubuh manusia.

"Intinya jangan sampai ada mikroplastik dalam tubuh kita, masa kita bolehin tubuh kita ada racun plastiknya? Karena sejak awal plastik sudah tersusun bahan berbahaya beracun seperti BPA, Benzena, Phtalathes. Itu semua zat-zat berbahaya pengganggu hormon, juga banyak dampak kesehatan yang ditimbulkan lainnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement