Rabu 15 Sep 2021 22:53 WIB

Tanaman Tembakau di Ngawi Rusak Akibat Kemarau Basah

Tanaman tembakau yang terendam air tidak bisa tumbuh normal, layu, dan akhirnya mati.

Tanaman Tembakau di Ngawi Rusak Akibat Kemarau Basah (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi/rwa.
Tanaman Tembakau di Ngawi Rusak Akibat Kemarau Basah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,NGAWI -- Sejumlah tanaman tembakau di sentra produksi di Desa Karangjati, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, rusak akibat hujan yang turun pada musim kemarau saat ini atau kemarau basah sehingga membuat petani rugi.

Salah satu petani tembakau di Desa Karangjati, Sojo mengatakan hujan deras yang terus mengguyur wilayahnya selama beberapa hari terakhir mengakibatkan tanaman tembakau rusak sehingga gagal panen. "Itu akibat genangan air yang terus merendam tanaman tembakau selama beberapa hari terakhir," ujar Sojo di Ngawi, Rabu (15/9).

Menurut dia, tanaman tembakau yang terendam air tidak bisa tumbuh normal, layu, dan akhirnya mati. Upaya pengurangan air dengan mesin pompa sudah dilakukan petani, bahkan untuk satu kotak lahan tembakau dibutuhkan minimal dua hingga tiga mesin pompa untuk membuang air yang merendam area tanam. "Jika dibiarkan maka dipastikan petani tembakau terancam gagal panen," kata Sojo yang juga sebagai Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Ngawi tersebut.

Sesuai data, luas lahan tanaman tembakau pada tahun 2021 di daerah ini mencapai 450 hektare. Dari luasan tersebut yang sudah mendekati masa panen sekitar 300 hektare. Akibat hujan deras selama sepekan terakhir, ada sekitar 150 hektare tanaman tembakau yang terancam gagal panen. "Jika dihitung kerugiannya, rata-rata untuk satu hektare membutuhkan biaya tanam Rp30 juta hingga Rp40 juta. Namun jika dihitung sampai dengan hasil panen, kerugian bisa mencapai di atas Rp60 juta per hekatre," katanya.

Menyikapi hal tersebut, Kepala Bidang Perkebunan dan HoltikulturaDinas Pertanian Kabupaten Ngawi Wibowo mengatakan pihaknya sedang menyiapkan petani tembakau untuk mengikuti asuransi pertanian dengan pembayaran premi menggunakan dana bagi hasil cukai. "Saat ini kami masih mempelajari aturan penggunaan dana bagi hasil cukai untuk membayar premi asuransi pertanian sehingga bisa mengurangi kerugian yang dialami petani tembakau akibat cuaca maupun serangan hama," kata Wibowo.

Ia berharap selama beberapa bulan ke depan cuaca bisa mendukung, sehingga saat masa panen tiba, makatanaman tembakau dapat maksimal. Selain di Karangjati, wilayah sentra penanaman tembakau juga terdapat di Kecamatan Bringin, Padas, dan Pangkur.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement