Ahad 19 Sep 2021 04:42 WIB

Siswa dan Santri di Temanggung Lakukan Gerakan Pilah Sampah

Sampah dibagi menjadi tiga golongan, yakni organik, anorganik, dan residu.

Para siswa dan santri di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu, melakukan gerakan pilah sampah dalam menyambut World Cleanup Day (Hari Bersih-bersih Sedunia). (Foto: Warga Temanggung memungut sampah)
Foto: Antara/Anis Efizudin
Para siswa dan santri di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu, melakukan gerakan pilah sampah dalam menyambut World Cleanup Day (Hari Bersih-bersih Sedunia). (Foto: Warga Temanggung memungut sampah)

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Para siswa dan santri di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu, melakukan gerakan pilah sampah dalam menyambut World Cleanup Day (Hari Bersih-bersih Sedunia). Gerakan pilah sampah diawali dengan pemutaran video arahan pemilahan sampah oleh Bupati Temanggung M. Al Khadziq secara virtual.

Kemudian, para siswa dan santri melakukan pembersihan lingkungan baik di sekolah, pondok pesantren maupun di rumah masing-masing. Dalam gerakan pilah sampah tersebut, mereka membagi menjadi tiga golongan sampah, yakni organik, anorganik, dan residu.

Baca Juga

Selanjutnya hasil pemilahan sampah ditimbang dan dilaporkan kepada wali kelas masing-masing. Mereka juga diminta mendokumentasikan kegiatan berupa foto yang juga dilaporkan ke wali kelas.

Hari Bersih-bersih Sedunia adalah aksi sosial global tahunan yang mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk turut membersihkan dan menjaga kebersihan bumi yang bertujuan untuk mengurangi masalah limbah padat dan sampah laut. Dalam kegiatan World Cleanup Day (WCD) tersebut, bupati Temanggung melakukan peninjauan di sejumlah sekolah, antara lain di SD Negeri Malebo, Kecamatan Kandangan dan di MTs Ma'arif Padureso, Kecamatan Jumo.

Bupati Temanggung menyampaikan pada WCD di Temanggung dilaksanakan kegiatan yang melibatkan anak sekolah dan santri, anak sekolah sejak PAUD/TK, SD, SMP, dan SMA melakukan pemilahan sampah di rumah masing-masing. Kemudian, didokumentasikan dengan foto/video yang dilaporkan ke gurunya masing-masing.

Ia menuturkan semua kegiatan itu masuk ke panitia WCD dan kegiatan ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah sejak dari rumah, karena sampah ini kalau tidak diolah dari rumah maka TPA akan selalu penuh. "Sampah residu akan mengotori lingkungan dan hal ini berbahaya bagi lingkungan hidup," katanya.

Ia menyampaikan kegiatan ini dimulai dari anak-anak agar jiwa kepedulian terhadap lingkungan tertanam sejak dini dan hal ini memang sesuai dengan tema organisasi WCD tahun ini, yakni edukasi kepada anak-anak sekolah. Selain anak sekolah dan para santri, katanya, kegiatan WCD juga dilaksanakan kerja bakti oleh masyarakat di desa-desa yang diorganisir oleh Dewan Persampahan Kabupaten Temanggung untuk melakukan bersih-bersih lingkungan di RT masing-masing dengan dikawal oleh para pegiat sampah rumah tangga dan para fasilitator persampahan desa maupun tingkat kecamatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement