Selasa 21 Sep 2021 16:53 WIB

Jelang Musim Hujan, BPBD Yogya Pastikan EWS Berfungsi Baik

BPBD Yogyakarta pastikan EWS yang dipasang di area sekitar sungai berfungsi baik.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bayu Hermawan
Sungai Winongo (ilustrasi)
Foto: dok. Istimewa
Sungai Winongo (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- BPBD Kota Yogyakarta rutin melakukan monitoring early warning system (EWS) yang dipasang di area sekitar sungai. Monitoring dilakukan guna memastikan alat bekerja dengan baik mengingat hujan yang sudah mulai terjadi di seluruh kabupaten/kota di DIY.

"Untuk peralatan peringatan pantauan banjir lahar hujan EWS sudah diuji coba pada semester satu kemarin dan saat ini kita lakukan monitoring untuk persiapan musim hujan," kata Kasi Data Informasi Kebencanaan BPBD Kota Yogyakarta, Ariatmawan, Selasa (21/9).

Baca Juga

EWS sendiri sudah dipasang di tiga sungai yang ada di Kota Yogyakarta yakni di Sungai Code, Gajahwong dan Winongo. Ariatmawan menyebut, EWS yang sudah dipasang berfungsi dengan baik.

Di musim hujan, talut di kawasan sungai juga rawan terjadi longsor. Terkait hal ini, pihaknya juga sudah memberikan surat pemberitahuan ke kecamatan-kecamatan untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana dan berkoordinasi dengan kampung tanggap bencana (KTB), OPD dan tokoh masyarakat setempat.

 

"Apabila ada lahar hujan dari Merapi, BPBD memberikan peringatan dini kepada masyarakat di sepanjang bantaran Sungai Code untuk bersiap melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman di shelter-shelter yang sudah disiapkan oleh KTB di wilayah kelurahan masing-masing," ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat mengatakan, total ada 16 EWS yang dipasang di tiga sungai. Tujuh EWS dipasang di Sungai Code, lima EWS di Sungai Gajahwong dan empat EWS di Sungai Winongo.

EWS dipasang dengan tujuan meminimalisasi kemungkinan terjadinya bencana, terutama saat musim hujan. Pihaknya juga menyiapkan berbagai infrastruktur lainnya untuk antisipasi penanganan bencana.

"BPBD Kota Yogya mempersiapkan peralatan dan infrastruktur penanganan bencana seperti EWS banjir di tiga sungai, hingga saat ini kami rutin dalam mengecek. Selain itu, peralatan kebencanaan kami cek dan rutin kami servis seperti chainsaw, genset, pompa air, serta armada," kata Nur.

Seperti diketahui, BMKG DIY menyebut bahwa saat ini di DIY sudah berpotensi terjadinya hujan. Sedangkan, secara umum iklim di DIY saat ini masih dalam periode kemarau.

Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Sleman, BMKG DIY, Etik Setyaningrum mengatakan, hal ini dikarenakan adanya gangguan cuaca. Ia menyebut, perkiraan awal musim hujan di DIY sendiri diprediksi akan masuk pada Oktober 2021 nanti.

Pada Oktober dasarian I, musim hujan di DIY diperkirakan terjadi di wilayah Kabupaten Sleman yakni di sekitar puncak Gunung Merapi. Sedangkan, di Oktober dasarian II terjadi hujan di Sleman bagian utara dan Barat, serta Kabupaten Kulon Progo di bagian utara dan barat.

Pada Oktober dasarian III, kata Etik, diprediksi awal musim hujan di Sleman bagian timur, Kota Yogyakarta, Kulon Progo bagian tengah dan selatan, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan, puncak musim hujan di DIY sendiri diprediksi akan terjadi pada Januari 2022.

"Musim hujan di DIY diprediksi umumnya masuk di Oktober dasarian (sepuluh hari) dua sampai dasarian tiga. Kecuali di wilayah puncak Merapi yakni (awal musim hujan terjadi) pada Oktober dasarian satu," kata Etik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement