Selasa 28 Sep 2021 16:38 WIB

Kabupaten Sleman Uji Coba PTM Mulai 4 Oktober

Angka kematian akibat Covid-19 di Sleman masih di angka 4,4 persen.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus raharjo
Seorang ibu hamil mendapatkan suntikan vaksin platform inactivated Sinovac saat Vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil, di Grha Sabha Pramana, Univesitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (19/8/2021). Pemda D.I Yogyakarta akan memberikan Vaksinasi COVID-19 kepada sekitar 14 ribu ibu hamil di D.I Yogyakarta dan ditargetlan selesai pada Oktober 2021 mendatang.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Seorang ibu hamil mendapatkan suntikan vaksin platform inactivated Sinovac saat Vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil, di Grha Sabha Pramana, Univesitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (19/8/2021). Pemda D.I Yogyakarta akan memberikan Vaksinasi COVID-19 kepada sekitar 14 ribu ibu hamil di D.I Yogyakarta dan ditargetlan selesai pada Oktober 2021 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sekda Kabupaten Sleman, Harda Kiswaya mengeklaim, secara fisik infrastruktur sekolah-sekolah yang ada di Sleman siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Tapi, ia menekankan, masih perlu dibangun kesiapan secara psikologis.

Harda mengaku, Sleman secara resmi baru akan melakukan uji coba penerapan PTM pada 4 Oktober 2021. Itupun baru untuk beberapa sekolah terlebih dulu. Sebab, Harda menilai, kesiapan dari orang tua murid juga diperlukan.

Harda menuturkan, walau sudah ada surat izin dari orang tua, masih ada wali-wali murid yang belum ingin dilakukan PTM kepada anak-anak mereka. Hal ini dirasa wajar dikarenakan masih ada kekhawatiran terhadap penyebaran Covid-19.

Meski begitu, Harda berharap, Sleman akan lebih baik jika dapat melakukan PTM lebih cepat. Namun, untuk menghargai pendapat wali-wali murid yang masih belum siap, PTM masih ke beberapa sekolah dulu yang secara materi memang sudah siap.

"Jadi, rencananya kita 4 Oktober 2021 dengan uji coba beberapa sekolah karena secara meteri kita sudah siap, tapi perlu diantisipasi keikhlasan orang tua," kata Harda, Selasa (28/9).

Untuk Sleman sendiri, ia mengaku bersyukur, secara grafik kasus Covid-19 sudah mengalami penurunan yang signifikan. Namun, Harda mengingatkan, secara umum penurunan itu belum terjadi kepada angka kematian akibat terpapar Covid-19.

Angka kesembuhan Sleman sudah tinggi mencapai 51.391 atau 94,9 persen atau cuma berbeda 0,1 persen dari angka nasional. Sedangkan, angka kematian masih tinggi sekitar 2.386 kasus, dengan Case Fatality Rate (CRT) masih 4,4 persen.

Maka itu, ia mengimbau masyarakat tetap senantiasa menjaga protokol kesehatan dengan disiplin. Harda mengajak masyarakat Sleman membiasakan hidup sehat, membudayakan menjaga kebersihan dan konsultasi kesehatan jika diperlukan.

Sehingga, lanjut Harda, walaupun ada pelonggaran PPKM dan aktivitas fisik meningkat, masyarakat tetap bisa benar-benar menjaga daya tahan tubuh. Ia berharap, pandemi terus menurun agar ekonomi dapat mulai bergerak.

Selain itu, ia meminta dalam penanganan Covid-19 di Sleman bila ada hal-hal yang kurang tepat segera disampaikan agar bisa segera dilakukan perbaikan. Apalagi, saat ini Sleman masih terus menggenjot capaian vaksinasi masyarakat.

Walau capaian vaksinasi untuk lansia masih rendah, Sleman termasuk yang pada September ini mampu melebihi target karena sudah mencapai 74,8 dari target 70 persen. Karenanya, Harda meminta kerja sama semua elemen yang ada di Sleman. "Sehingga, betul-betul Sleman bisa menyesuaikan diri dengan pandemi, menyikapi dengan hal-hal yang memang harus dilakukan," ujar Harda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement