Selasa 28 Sep 2021 21:39 WIB

Bantul Tingkatkan Wawasan Kepariwisataan Bagi Pengelola Desa

Pelatihan pengelolaan desa wisata diikuti 40 orang perwakilan dari 12 desa.

Warga berwisata di kawasan Hutan Pinussari Mangunan, Bantul, Yogyakarta, Kamis (16/9). Sejak Selasa (14/9) Pinussari Mangunan sudah menerima wisatawan yang mampu menunjukkan tanda hijau dan kuning dari aplikasi peduli lindungi. Di samping itu juga tidak menerima kunjungan anak-anak dibawah 12 tahun. Kekuatan sinyal internet menjadi masalah di kawasan wisata ini. Beberapa pengunjung susah untuk mengakses dan memindai barcode aplikasi peduli lindungi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga berwisata di kawasan Hutan Pinussari Mangunan, Bantul, Yogyakarta, Kamis (16/9). Sejak Selasa (14/9) Pinussari Mangunan sudah menerima wisatawan yang mampu menunjukkan tanda hijau dan kuning dari aplikasi peduli lindungi. Di samping itu juga tidak menerima kunjungan anak-anak dibawah 12 tahun. Kekuatan sinyal internet menjadi masalah di kawasan wisata ini. Beberapa pengunjung susah untuk mengakses dan memindai barcode aplikasi peduli lindungi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata bagi pengelola desa wisata daerah itu guna memberikan dan meningkatkan wawasan tentang kepariwisataan terhadap sumber daya manusia pariwisata tersebut.

"Tujuan kegiatan ini agar para peserta mengetahui dan memahami pengetahuan dasar tentang kepariwisataan serta pentingnya Sapta Pesona dalam mewujudkan masyarakat sadar wisata," kata Kepala Seksi SDM Pariwisata, Dinas Pariwisata Bantul Lina Yulinasari.

Menurut dia, pelatihan pengelolaan desa wisata diikuti 40 orang perwakilan dari 12 desa yang sudah dan akan membentuk desa wisata yaitu Desa Sumbermulyo, Gilangharjo, Bawuran, Sitimulyo, Caturharjo, Baturetno, Srimartani, Pleret, Wijirejo, Panggungharjo, Trimurti, dan Desa Srimulyo.

Selain wawasan kepariwisataan, pelatihan juga bertujuan agar peserta mengetahui dan memahami pengembangan dan pengelolaan produk pariwisata di desa wisata, dan juga sebagai penguatan kelembagaan desa wisata dan pemberdayaan masyarakat dengan meningkatkan kemandirian SDM pengelola.

 

"Serta meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelolaan desa wisata agar lebih profesional dan berkualitas, dan memberikan pelayanan kepada wisatawan, memberi peluang sebesar-besarnya kepada masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan melalui desa wisata," katanya.

Dia mengatakan, pelatihan dilaksanakan selama empat hari mulai 27 sampai 30 September, meliputi dua hari untuk mendapat pengetahuan, satu hari kunjungan lapangan di Desa Wisata Purwosari Kulon Progo, dan satu hari praktek lapangan di Desa Wisata Wukirsari Bantul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement