Rabu 29 Sep 2021 17:04 WIB

Bupati Grobogan Minta Pemerintah tak Buka ‘Keran’ Impor

Produksi jagung Kabupaten Grobogan melimpah

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (berkacamata), saat melaksanakan kegiatan Panen Jagung Nusantara yang dipusatkan di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (29/9).
Foto: Istimewa
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (berkacamata), saat melaksanakan kegiatan Panen Jagung Nusantara yang dipusatkan di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN -- Jagung masih menjadi salah satu komoditas hasil pertanian yang cukup menjanjikan, bagi para petani yang ada di wilayah Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Karena itu, Pemerintah harus melindungi para petani di daerah tersebut, dengan tidak membuka ‘keran’ impor.

“Biarkan Petani menikmati hasil panen mereka, jangan ada Impor,” ungkap Bupati Grobogan Sri Sumarni saat mengikuti rangkaian Panen Jagung Nusantara bersama Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, yng dipusatkan di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Rabu (29/9).

Dalam kegiatan yang juga diikuti secara virtual oleh petani di sentra penghasil jagung, di berbagai daerah ini, Sri juga mengungkapkan, Kabupaten Grobogan merupakan salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Tengah. Tidak hanya menghasilkan padi namun juga menjadi salah satu sentra produksi jagung.

Untuk komoditas jagung, perkiraan luas panen di daerahnya tahun 2021 ini mencapai 121.200 hektare dengan total produksi mencapai 783.700 ton. Sehingga produksi dan ketersediaan jagung di Kabupaten Grobogan juga siap untuk memasok bagi kebutuhan pakan ternak.

Karena itu, bupati meminta, agar petani yang ada di daerahnya dapat menikmati hasil panen dan  jangan ada impor. Sebab, baru mendengar rencana impor saja, harga sudah langsung jatuh, “Jangan, mohon tidak ada impor jagung,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Sri juga menegaskan, semua bisa melihat Desa Banjarsari yang dikelilingi oleh tanaman jagung, yang sudah siap dipanen mulai bulan September ini sampai akhir tahun nanti.

Khusus di bulan September ini, lanjutnya, luas panen jagung di Kabupaten Grobogan mencapai 27.432 hektare, dengan volume produksi sebesar 126.592 ton. Untuk Oktober nanti, area panen di daerahnya mencapai seluas 8.712 hektare dengan volume produksi mencapai 40.201 ton.

Adapun sentra panen jagung di wilayah Kabupaten Grobogan tersebar di Kecamatan Pulokulon sebanyak 6.812 hektare, Kecamatan Kradenan (3.561 hektare), Kecamatan Geyer (3.506 hektare), Kecamatan Gabus (3.126 hektare) dan Kecamatan Toroh (2.048 hektare).

Selain hasil panen petani, stok jagung Grobogan terdapat di tiga pabrik pakan yang volumenya mencapai sebanyak 32.265 ton. Di sisi lain, harga jagung petani dengan kadar air 17 persen saat ini mencapai Rp 5.000 per kilogram dan hasil panen dengan kadar air 30 persen mencapai Rp 3.500 hingga Rp 4.000 per kilogram.

Semua itu tidak bisa dilepaskan dari dukungan serta bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan). “Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo atas dukungan dan bantuan berupa benih, pupuk, prasaran dan bantuan sarana lainnya,” tegas Bupati Grobogan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan, pentingnya penangangan pascapanen yang optimal. Ini agar jagung produksi petani dapat terserap dengan harga yang optimal.

Tidak hanya itu, penanganan pascapanen pun juga menjadi penting agar petani cepat melakukan penanaman kembali. “Lahan tidak boleh kita biarkan menganggur, justru lahan jagung harus semakin bertambah dan produktivitasnya pun juga semakin meningkat,” ungkapnya.

Mentan juga mendorong pemerintah daerah dapat menggunakan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR), agar usaha pertanian khususnya jagung terus bisa berjalan dan juga semakin maju. "Kebijakan Presiden menyediakan KUR sangat bagus," katanya.

Untuk sektor pertanian jumlahnya hingga mencapai Rp 55 triliun. Performa KUR bagi sector pertanian juga efektif, karena ‘kredit macetnya’ hanya berkisar 0,003 persen. “Maka, saya mengajak semua pemerintah daerah untuk menggunakan KUR, guna mendorong peningatan produksi pertanian di daerahnya,” tegas Syahrul.

Hingga pekan ke-IV (20 September 2021), masih jelas Mentan, stok jagung nasional mencapai 2,85 juta ton. Rinciannya sebanyak 856.897 ton (31 persen) berada di pabrik pakan, 744.250 ton (27 persen) di pengepul, 423.502 ton (15 persen) di agen.

Selanjutnya, sebanyak 288.305 ton (11 persen) di pengecer dan 276.300 ton (10 persen) ada di usaha lain atau pakan mandiri. “Sisanya (sebesar 6 persen) berada di industri pangan, rumah tangga dan lain- lain,” tandasnya.

Sementara itu, dalam kesempatan Panen Jagung Nusantara ini, Mentan juga menyaksikan penandatangan nota kesephaman antara Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan dengan PT Datu Nusra Agribisnis selaku pelaku usaha mengenai kemitraan penyediaan stok jagung pakan ternak.

Nota kesepahaman ini bertujuan kerjasama dalam penyediaan stok jagung untuk pakan ternak sehingga pasokan jagung ke peternak benar- benar terjamin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement