Rabu 29 Sep 2021 18:34 WIB

Pemprov Jatim Hadirkan Layanan Digital di Terminal Nganjuk

Sistem ini diharapkan dapat memberi kemudahan layanan masyarakat di Terminal Nganjuk

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa
Foto: Pemprov Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meluncurkan kartu pintar dan layanan transaksi nontunai bagi kendaraan angkutan penumpang umum di Terminal B Anjuk Ladang, Nganjuk, Rabu (29/9). Sistem ini diharapkan dapat memberi kemudahan layanan bagi masyarakat dan meningkatkan pelayanan operasional kendaraan Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) maupun Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Tipe B se-Jawa Timur. 

Khofifah mengatakan, melalui inovasi ini, dapat diketahui data pergerakan atau perjalanan kendaraan dan penumpang dari tempat asal ke tempat tujuan yang terintegrasi antar terminal se-Jawa Timur. Tidak hanya itu, sistem ini dapat mendukung konektivitas antar terminal yang terintegrasi secara realtime.  “Sistem smart card ini merupakan satu-satunya dan pertama yang sudah diterapkan di terminal tipe B di Indonesia,” kata Khofifah.

Baca Juga

Khofifah menerangkan, cara kerja kartu pintar tersebut yakni sesaat setelah sopir bus menempelkan atau men-tap kartu di portal pintu masuk, secara otomatis akan terkirim data nomor kendaraan dan jam kedatangan kendaraan pada database. Setelah berhenti di terminal kedatangan, kondektur akan melaporkan jumlah penumpang yang turun pada operator. 

"Selanjutnya operator menginput data jumlah penumpang guna melaporkan jumlah penumpang. Pun, ketika kendaraan keluar, secara otomatis akan ditampilkan data seperti nama bus, jam keberangkatan, trayek, tujuan, masa uji berlaku dan lain-lain," ujar Khofifah.

 

Sedangkan penggunaan uang elektronik atau cashless, kata Khofifah, bertujuan memberikan efisiensi, rasa aman, dan nyaman kepada masyarakat dalam melakukan proses transaksi, utamanya di Terminal Anjuk Ladang Nganjuk. Sistem ini salah satunya menggunakan jaringan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Bank Jatim.

Lewat sistem tersebut, penumpang yang telah memilih rute perjalanan pada aplikasi hanya tinggal melakukan scan barcode. Selanujutnya, secara otomatis tertera nominal rupiah yang harus dibayarkan. Pembayaran dapat dilakukan dengan menggunakan mobile banking Bank Jatim ataupun bank lain, serta aplikasi finansial teknologi lainnya seperti Ovo, go-pay, dan lain-lain.

“SmartCard ini juga menjamin ketepatan waktu perjalanan kendaraan angkutan umum, yaitu terhadap waktu kedatangan dan keberangkatan kendaraan atau bus,” kata Khofifah.

Khofifah mengatakan, sistem ini telah dipersiapkan sejak dua tahun lalu sebelum Pandemi Covid-19. Saat itu, dirinya secara khusus meminta kepada Kepala Dinas Perhubungan Jatim untuk membuat sistem yang bisa memastikan tarif angkutan, memperjelas trayeknya, jenis angkutan, jam keberangkatan, hingga jumlah penumpang secara realtime.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jatim, Nyono mengakui, kondisi terminal saat ini secara umum operasionalnya masih belum optimal dan belum memberikan pelayanan secara baik kepada masyarakat. Selain itu, kata dia, pengetahuan SDM terhadap sistem informasi atau teknologi masih kurang. Maka dari itu, diperlukan sistem informasi yang mengatur pelayanan angkutan penumpang umum di terminal. “Penerapan sistem Smartcard dan Cashless ini menjadi awal dari penerapan sistem transportasi darat di Jatim secara elektronik,” katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement