Kamis 30 Sep 2021 14:49 WIB

Petani Jagung di Jatim Syukuri Peningkatan Hasil Panen

Bantuan dari pusat diharapkan bisa terus menyentuh petani di daerah secara merata.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Buruh tani mengemas jagung manis ke dalam karung saat panen di area persawahan Desa Tugurejo, Kediri, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021). Sepekan terakhir harga jagung manis di tingkat petani mengalami kenaikan, dari sebelumnya Rp1.400 menjadi Rp1.700 per kilogram akibat pasokan di pasaran berkurang karena tidak maksimalnya hasil panen saat musim pancaroba.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Buruh tani mengemas jagung manis ke dalam karung saat panen di area persawahan Desa Tugurejo, Kediri, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021). Sepekan terakhir harga jagung manis di tingkat petani mengalami kenaikan, dari sebelumnya Rp1.400 menjadi Rp1.700 per kilogram akibat pasokan di pasaran berkurang karena tidak maksimalnya hasil panen saat musim pancaroba.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Nurul Hidayati, salah seorang petani jagung di Desa Singogalih, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengungkapkan harga jagung di tingkat petani saat ini berada di kisaran Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kilogram. Sedikit lebih tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya dimana rata-rata harga di tingkat petani Rp 3.000.

Selain harganya yang mengalami peningkatan, Nurul mengaku hasil panen tahun ini juga cukup meningkat. Nurul yang menanam jagung di lahan seluas sekitar satu hektare, bisa memanen jagung mencapai 11 ton lebih. Meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya mampu menghasilkan sekitar sembilan ton.

Nurul mengatakan, peningkatan hasil panen tersebut seiring kemudahannya mendapatkan air lewat program irigasi yang digagas Kementerian Pertanian. "Ini cukup membantu petani. Pengairan di lahan jadi mudah dan berdampak pada hasil panen," kata Nurul di Surabaya, Kamis (30/9).

Ia mengungkapkan, di desanya memang sebagian besar petani memilih menanam jagung. Adapun luas area penanaman jagung di desanya sekitar 100 hektare. Selain karena mudah, bertani jagung banyak dipilih lantaran bisa dilakukan tumpang sari dengan tanaman lainnya seperti cabai dan tomat.

Nurul berharap pemerintah dalam hal ini Kementan bisa terus menjalankan program irigasi bagi para petani jagung di daerahnya. Ia juga mengharapkan bantuan lainnya dari perintah seperti program pupuk bersubsidi maupun bantuan alsintan.

"Harapan kita bantuan dari pusat bisa terus menyentuh petani di daerah secara merata, ini penting agar hasil panen bisa lebih produktif lagi," ujarnya.

Gayuh Satria, petani jagung dari Desa Kunti, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo juga mengungkapkan adanya peningkatan hasil panen jagung di 2021, meskipun tidak terlalu signifikan. Gayuh bisa memanen sekitar lima ton jagung dari lahan yang dimilikinya seluas setengah hektar.

"Dengan adanya irigasi ini sangat membantu petani, untuk mengaliri air ke lahan petani. Karena sebelumnya itu petani bergantung air hujan, bahkan membeli air. Ini tentu menambah biaya produksi hingga biayanya mahal," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement