Senin 04 Oct 2021 16:48 WIB

UII Terapkan Konsep Daring-Luring Terbatas

Tetap ada kegiatan-kegiatan yang memang mengharuskan tatap muka.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UII Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UII Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menjelang Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tidak banyak melakukan persiapan khusus. Sebab, sejak pandemi covid berlangsung, UII sudah menerapkan perkuliahan berkonsep daring-luring terbatas.

Konsep ini dihadirkan UII untuk menghindari penularan covid, tanpa mengurangi kebutuhan mahasiswa. Sebab, tidak bisa dimungkiri tetap ada kegiatan-kegiatan yang membutuhkan tatap muka langsung dosen seperti praktikum dan laboratorium.

Kepala Bidang Humas UII, Ratna Permata Sari mengatakan, mereka yang membutuhkan diizinkan melakukan tatap muka lewat penerapan protokol kesehatan sangat ketat. Karenanya, luring terbatas sendiri dilakukan untuk kegiatan-kegiatan prioritas.

Terkait pembatasan jumlah orang dalam satu kegiatan, tidak dapat pula hanya ditentukan seperti 25 atau 50 persen dari daya tampung normal. Misalnya, ketika orientasi, GOR yang memiliki kapasitas ribuan ternyata hanya diisi 30 orang.

Maka itu, Ratna menekankan, perkuliahan sejauh ini diusahakan menggunakan konsep daring-luring terbatas. Jadi, ketika ada perkuliahan ada yang memang ke kampus, seperti pendidik atau pembawa acara, peserta-peserta secara daring.

"Jadi, terkait PTM, bisa beda-beda karena kadang-kadang satu kelas mungkin kapasitas 60 orang, diisi 20-30 orang, tapi itupun dilakukan beberapa kali pertemuan," kata Ratna kepada Republika.co.id, Senin (4/10).

Apalagi, dengan UII yang sudah mengadopsi pembelajaran daring, sebenarnya untuk luring tidak jadi satu keharusan. Tapi, Ratna mengingatkan, tetap ada kegiatan-kegiatan yang memang mengharuskan tatap muka seperti praktikum dan lab untuk kedokteran.

Sedangkan, untuk pengawasan penerapan protokol kesehatan, tim covid yang ada di UII tidak cuma ada di tingkat universitas, tapi sudah sampai fakultas-fakultas. Hal itu dilakukan karena prokes memang sudah harus menjadi kesadaran bersama.

Jadi, ketika ada kegiatan luring dilihat dari lokasi kegiatan. Jika itu ada di fakultas izin dan pengawasan prokes akan dilaksanakan tim covid fakultas, tapi jika tempat besar seperti auditorium atau GOR dilakukan tim covid universitas.

Ratna menilai, kebijakan itu sekaligus untuk membangun kesadaran masing-masing prodi. Terlebih, sebelum tahun ajaran baru dimulai, universitas sudah meminta prodi-prodi mendata mata kuliah yang akan digelar daring atau luring terbatas.

Misalnya, dari 14 pertemuan, dua pertemuan dilakukan di laboratorium dan 12 pertemuan dilakukan secara daring. Ketika sudah didata, fakultas yang akan memikirkan penerapan protokol kesehatan dan prodi yang melakukan pengawasan.

"Sehingga, prokes jadi tanggung jawab bersama, universitas yang membuat konsep besar, pelaksanaan oleh prodi dengan pengawasan tim covid fakultas," ujar Ratna.

UII telah pula melaksanakan beberapa vaksinasi massal bekerja sama dengan berbagai pihak. Terdekat, UII baru saja menggelar vaksinasi massal pada 25 September 2021 lalu dengan menyediakan sampai 1.800 vaksin jenis Sinovac.

Sebelumnya, juga menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Vaksinasi Merdeka yang digelar untuk civitas akademika dan masyarakat sekitar UII. Agenda yang dibuka Presiden Jokowi secara daring itu menargetkan 3.000 dosis vaksin jenis Sinovac.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement