Ahad 10 Oct 2021 18:30 WIB

Puluhan Pembatik Cap Temanggung Ikut Sertifikasi Kompetensi

Dengan adanya komptensi, pembatik mendapat pengakuan nasional hingga internasional.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah perajin batik memamerkan karyanya saat pembukaan pameran UUMK di Pendopo Pengayoman, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Senin (7/10/2019).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sejumlah perajin batik memamerkan karyanya saat pembukaan pameran UUMK di Pendopo Pengayoman, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Senin (7/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Sebanyak 40 pembatik cap di Kabupaten Temanggung, mengikuti sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang diselenggarakan Lembaga Sertifikasi Profesi Batik.

Penanggung Jawab Sertifikasi Kompetensi SDM Batik, Rahayu Sulistyowati, mengatakan sertifikasi kompetensi batik yang diselenggarakan di Batik Rayikenes Desa Gandulan, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, khusus untuk skema tukang cap.

"Sebenarnya ada empat skema sertifikasi kompetensi batik, yakni pembatik tulis, tukang cap, tukang gambar, dan tukang pencelupan pewarna sintetis. Untuk Temanggung kali ini mengambil skema untuk tukang cap," katanya di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Ahad (10/10).

Dia menuturkan, kebetulan Lembaga Sertifikasi Profesi Batik baru ada satu di Indonesia yang berkedudukan di Kota Semarang. "Tahun ini kami melakukan sertifikasi sebanyak 625 orang se-Indonesia. Karena situainya masih seperti ini, banyak daerah yang belum siap kaitannya dengan pandemi Covid-19," kata Rahayu yang juga Manajer Pemasaran Lembaga Sertifikasi Profesi Batik.

Dengan adanya kompetensi, sambung dia, nanti diharapkan adanya pengakuan, tidak hanya dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung, tetapi secara nasional maupun internasional. Hal itu karena sertifikat tersebut berlaku internasional. "Kami hanya sebagai pelaksana, sedangkan yang menerbitkan sertifikat adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)," kata Rahayu.

Dia menuturkan, batik sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia adalah kekayaan yang patut dijaga, terutama tidak sekadar produk batik, melainkan juga SDM batik. Lembaga Sertifikasi Profesi Batik hadir di Indonesia dengan tujuan untuk memastikan dan memelihara kompetensi SDM batik melalui sertifikasi kompetensi.

Peserta sertifikasi kompetensi SDM Batik warga Kranggan, Kabupaten Temanggung, Erina menyambut gembira penyelenggaraan sertifikasi tersebut. Hal itu karena tidak semua orang bisa memberikan ilmunya tanpa mereka memiliki dasar yang kompeten.

"Untuk bisa mengajar atau memberikan pelatihan harus mempunyai sertifikat mengajar, tidak hanya di batik tetapi di semua bidang harus bersertifikasi, hal itu menandakan seseorang sudah kompeten, dinyatakan siap serta memiliki kemampuan untuk memberikan pelatihan atau membuat produk," kata Erina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement