Kamis 14 Oct 2021 17:33 WIB

Sekolah di Sleman Ditutup Tiga Hari jika Ada Kasus Positif

PTM serentak di Sleman sudah dimulai sejak pekan lalu.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Bupati perempuan pertama Sleman Kustini Sri Purnomo.
Foto: Instagram/@kustinisripurnomo
Bupati perempuan pertama Sleman Kustini Sri Purnomo.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah Sleman akan menerapkan prokes ketat. Karenanya, jika ditemukan kasus positif covid, PTM langsung dilakukan penutupan terlebih dulu.

PTM serentak di Sleman sudah dimulai sejak pekan lalu. Kegiatan PTM dilakukan sebanyak 119 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan sampling lima Sekolah Dasar (SD) dari masing-masing kapanewon di total 17 kapanewon.

Kustini menekankan, kebijakan penutupan tersebut akan diambil untuk memastikan kegiatan PTM tetap berjalan, namun dengan protokol kesehatan ketat. Sehingga, perlu dilakukan lokalisir penanganan secara optimal terhadap kasus yang ada.

"Kalau ada siswa positif, maka PTM di sekolah itu akan ditutup, Ini merupakan tindakan cepat yang harus diambil sambil dilakukan 3T untuk memastikan apakah ada klaster atau tidak," kata Kustini, Kamis (14/10).

Terkait waktu penutupan, Kustini menerangkan, nantinya akan tetap disesuaikan dengan temuan-temuan kasus yang ada. Jika hanya ditemukan satu kasus positif, sekolah akan ditutup sementara tiga hari, untuk kemudian dilakukan sterilisasi.

Kustini menilai, tidak mungkin jika dilakukan penutupan kepada semua sekolah yang ada di Sleman. Ia berpendapat, yang paling penting mitigasi harus dapat dilakukan dengan benar agar covid di lingkungan sekolah tidak menjadi phobia.

Sejauh ini, ia menekankan, pelaksanaan PTM di Sleman diawasi Dinas Pendidikan dan pemangku kepentingan dari masing-masing wilayah. Pengawasan dilaksanakan untuk memastikan protokol kesehatan dilaksanakan dengan baik setiap sekolah.

"Pekan depan juga akan dilaksanakan swab sampling agar kita tahu ada kasus atau tidak. Harapannya, tidak ada kasus ya, dan PTM tidak ada yang ditutup," ujarnya.

Kepala Disdik Sleman, Ery Widaryana menuturkan, PTM maksimal dilakukan dua kali dalam satu pekan 2-3 jam tiap hari. Ia menyarankan, sekolah-sekolah tidak dulu mengisi dengan mata pelajaran, tapi melengkapi pembelajaran daring selama ini.

Ia menegaskan, Disdik Sleman sudah membuat SOP berisi panduan pelaksanaan PTM mulai dari siswa datang sampai siswa kembali ke rumah masing-masing. Termasuk, agar guru-guru dan tenaga kependidikan tiba lebih dulu agar menerapkan prokes.

Ery mengingatkan, yang paling penting saat ini sekolah melakukan persiapan-persiapan sambil menunggu capaian vaksinasi. Sehingga, jika nantinya sudah diputuskan PTM dapat dilaksanakan secara serentak sekolah-sekolah siap.

Selain itu, ia meminta sekolah-sekolah yang belum diizinkan melakukan uji coba PTM agar bersabar walaupun status PPKM di Sleman sudah level tiga. Menurut Ery, penutupan akan dilakukan kepada sekolah-sekolah yang kedapatan PTM tanpa izin. "Kita minta hentikan, kita minta bersabar," kata Ery.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement