Selasa 19 Oct 2021 08:51 WIB

Kuliah Bauran akan Terus Berlangsung di UGM

Hanya 11 persen saja mahasiswa UGM yang nyaman dengan kuliah daring.

Rektor UGM, Prof Panut Mulyono (kanan) saat dialog secara daring dengan sejumlah mahasiswa terkait kesiapan mereka melakukan kuliah luring pada saat acara peninjauan ke Gedung Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM pada uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) Terkendali, Senin (18/10).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Rektor UGM, Prof Panut Mulyono (kanan) saat dialog secara daring dengan sejumlah mahasiswa terkait kesiapan mereka melakukan kuliah luring pada saat acara peninjauan ke Gedung Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM pada uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) Terkendali, Senin (18/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Panut Mulyono, menegaskan kuliah bauran (blended learning) akan terus berlangsung di UGM meskipun pandemi Covid-19 nantinya sudah berakhir. Menurut Panut, kuliah bauran diperlukan agar seluruh civitas academica di UGM familiar dengan perkembangan teknologi.

"Kuliah bauran seperti yang sekarang ini dipraktikkan akan terus berlangsung, tetapi tidak lebih dari 40 persen," kata Panut di sela-sela melakukan peninjauan ke sejumlah fakultas dan sekolah vokasi pada uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) Terkendali, Senin (18/10).

photo
Uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) Terkendali di Gedung Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM, Senin (18/10). - (Republika/Fernan Rahadi)

Panut menuturkan, kuliah bauran sebenarnya sudah ada di UGM sejak sebelum pandemi. Meskipun waktu itu belum populer, namun Panut telah mengizinkan seluruh dosen untuk mengajar melalui jaringan internet, maksimal 40 persen materi. 

Ia menegaskan, kuliah tatap muka tetap diperlukan terutama untuk pembelajaran materi-materi yang berat. Apalagi untuk saat ini mayoritas dosen dan mahasiswa lebih memilih untuk kuliah tatap muka.

"Memang di dalam sebuah mata kuliah terdapat materi yang bisa disampaikan secara daring. Namun sejumlah materi, terutama yang berat, harus disampaikan secara luring," tutur Panut.

Kepala Pusat Inovasi Kebijakan Akademik (PIKA) UGM, Hatma Suryatmojo, mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukan UGM, hanya 11 persen saja mahasiswa yang nyaman dengan kuliah daring. Sedangkan sekitar 30 persen lainnya lebih nyaman dengan kuliah luring. Sedangkan sisanya (50 persen ke atas) memilih untuk kuliah bauran.

"Sementara itu, di kalangan dosen sebanyak 68 persen lebih menghendaki kegiatan belajar mengajar secara luring," kata pria yang akrab disapa Mayong itu.

Ketua Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik UGM, Budi Hartono, mengatakan pihaknya sudah bersiap melakukan uji coba kuliah bauran dengan melibatkan 1.500 mahasiswa, enam prodi S1 hingga S3, serta 12 laboratorium. Pihaknya juga sudah melakukan beberapa kali pelatihan bagi dosen dan tendik dalam penyiapan PTM terkendali. 

"Saya kira ini kuliah bauran memiliki tantangan tersendiri dengan jumlah mahasiswa kita yang cukup banyak menyiapkan SDM baik Dosen dan Tenaga Kependidikan agar  PTM ini sesuai dengan prokes," kata Budi.

Untuk menunjang kegiatan perkuliahan secara bauran, pihaknya juga sudah menyiapkan teknologi kamera pendukung dimana  kamera akan mengikuti arah gerak dosen di dalam kelas. "Namun setiap dosen punya gaya berbeda dalam mengajar, ada yang suka fokus kamera di papan tulis, atau tetap duduk dengan menulis di platform," katanya.

Menurutnya prinsip dasar perkuliahan bauran ini faktor kesehatan dan keselamatan menjadi aspek yang paling diutamakan. Oleh karena itu pihaknya melakukan survei kesediaan dosen untuk mengajar secara luring. "Sekitar 75 persen dosen (di Teknik Mesin dan Industri-Red) mau ikut luring," katanya.

photo
Rektor UGM, Prof Panut Mulyono (kanan) saat dialog secara daring dengan sejumlah mahasiswa terkait kesiapan mereka melakukan kuliah luring pada saat acara peninjauan ke Gedung Pascasarjana Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), Senin (18/10). - (Republika/Fernan Rahadi)

Dalam peninjauan kemarin, Panut berkesempatan melakukan dialog secara daring dengan sejumlah mahasiswa terkait kesiapan mereka melakukan kuliah luring. Ia pun bertanya pada salah satu mahasiswa Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM, Ircham Wahyu, yang mengikuti kuliah daring dari rumahnya di Wonosobo. "Lebih enak mana? Kuliah luring atau daring?" kata Panut bertanya. "Enak luring Pak, kalo begini (daring) kurang maksimal," kata Ircham.

Panut pun juga mengajukan pertanyaan serupa kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), Ian Antono dan Rizki Prahesti. Keduanya pun menjawab bahwa kuliah daring selama ini berjalan kurang maksimal.

photo
Uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) Terkendali di Gedung Pascasarjana Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), Senin (18/10). - (Republika/Fernan Rahadi)

Mendengar jawaban para mahasiswa tersebut, Rektor menyampaikan kuliah luring akan dilakukan secara penuh oleh UGM apabila kasus positif Covid-19 menurun drastis atau hampir mendekati angka nol. "UGM sebentar lagi melakukan luring. Semoga pandemi mendekati angka nol sehingga kita bisa melakukan luring secara penuh," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement