Rabu 20 Oct 2021 15:48 WIB

Tes Swab Dadakan Antisipasi Klaster Covid-19 di Sekolah

Jumlah siswa yang dites swab, maksimal 25 persen pada setiap sesi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tes Swab Dadakan Antisipasi Klaster Covid-19 di Sekolah (ilustrasi).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Tes Swab Dadakan Antisipasi Klaster Covid-19 di Sekolah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menyatakan, pihaknya bakal melakukan tes swab rutin untuk para pelajar di Kota Pahlawan dalam upaya mengantisipasi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.

Febria mengatakan, tes swab rutin tersebut menyasar para pelajar mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA atau SMK yang ada di Kota Pahlawan. "Untuk pelaksanaannya minimal 2 minggu hingga satu bulan sekali,” kata Febria tertulis, Rabu (20/10).

Febria menjelaskan, pelaksanaan tes swab acak yang dilakukan bakal melibatkan petugas di seluruh Puskesmas yang ada di Kota Pahlawan. Dimana satu Puskesmas bertanggung jawab melakukan tes swab acak bagi sekolah-sekolah yang ada di satu kawasan. Hal ini, kata dia, untuk mempermudah dan mempercepat proses skrining di lingkungan sekolah.

“Untuk layanan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan (Nakes) kami ambil dari Puskesmas yang terdekat dengan sekolah tersebut,” ujar Febria.

Febria menambahkan, untuk jumlah siswa yang dites swab, maksimal 25 persen pada setiap sesi. Harapannya, pelajar maupun tenaga pendidik bisa menekan penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. Tes swab acak yang dilakukan, kata dia, sebagai bagian dari upaya memperketay penerapan protokol kesehatan.

“Baik siswa maupun tenaga pendidik harus terus menerapkan Prokes. Mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan. Kemudian meja dan kursi antar siswa harus diperhatikan jaraknya,” kata Febria.

Febria juga meminta setiap sekolah di Kota Surabaya memasang QR code PeduliLindungi untuk para pelajar saat masuk di lingkungan sekolah. QR code PeduliLindungi dimaksudkan untuk memudahkan Dinkes melakukan tracing, apabila terdapat pelajar yang terpapar Covid-19. Itu juga dimaksudkan untuk mengedukasi terkait pentingnya menjalankan vaksinasi Covid-19.

“Supaya orang tua paham tentang pentingnya melakukan vaksinasi. Kalaupun ada yang tertular, kita bisa mencari atau melakukan tracing dari mana dia tertular. Misalnya, seperti kemarin ada yang positif Covid-19, ternyata terpaparnya bukan di sekolah tetapi di luar sekolah,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo mengungkapkan saat ini ada 213 sekolah negeri dan swasta di bawah naungan Pemkot Surabaya yang menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Rinciannya 112 Sekolah Dasar (SD) dan 101 Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Supomo memastikan, pelaksanaan PTM terbatas dilakukan dengan menerapakan protokol kesehatan yang ketat. Sebab kata Supomo, pihaknya tidak ingin PTM itu menimbulkan klaster baru di Kota Surabaya. Dalam mengantisipasi munculnya klaster PTM, lanjut Supomo, Dinspendik menugaskan tim Satgas Covid-19 sekolah beserta Kepala Sekolah untuk selalu melakukan pemantauan dan pengamatan siapapun yang keluar masuk area sekolah.  

“Kalau ada tanda-tanda tidak sehat, maka pihak sekolah wajib melakukan tindakan-tindakan dan meminta yang bersangkutan tidak beraktivitas di sekolah. Jadi, kalau dia guru bisa mengajar online dari rumah, dan kalau siswa kita minta untuk mengikuti daring dari rumahnya,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement