Kamis 21 Oct 2021 10:18 WIB

Mahasiswa UGM Buat Detektor Kebuntingan Sapi Berbasis IoT

Alat ini bisa mencegah kerugian akibat inseminasi buatan yang tidak tepat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Peternakan sapi. Ilustrasi
Foto: Kementan
Peternakan sapi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan Pregnancy and Estrous Kit for Cattle. Produk berbentuk kit ini mampu membantu peternak untuk mendeteksi kebuntingan dini dan birahi hewan ternak, terutama sapi.

"Kit dilengkapi aplikasi smartphone bernama Farm.co bertujuan menghubungkan kit dengan ponsel peternak," kata ketua tim pengembang, Rohhi Unggul Laksonowati, Kamis (21/10).

Baca Juga

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM ini mengembangkan bersama Rizky Pawestri Utami (FKH), Syifa Salsabila Putri Priambodo, Muhammad Thoriq Kusumo Satrio (Teknik Biomedis), dan Awinda Zharfani Puspasari (Teknik Industri).

Rohhi menuturkan, pengembangan berawal keinginan membantu peternak mendeteksi masa birahi dan kebuntingan hewan. Sebab, di lapangan banyak yang masih sering salah menduga ternak mereka birahi ketika ternak mengeluarkan lendir serviks.

Padahal, sapi yang sedang bunting juga dapat mengeluarkan lendir serviks yang berguna melindungi kebuntingan. Keluarnya lendir serviks itu sering disangka peternak sebagai tanda-tanda birahi, sehingga dilakukan Inseminasi buatan.

"Oleh karena itu, kami menciptakan kit yang mampu membantu peternak dalam mendeteksi birahi dan mendeteksi kebuntingan dini dengan usia janin satu bulan, agar peternak melakukan Inseminasi Buatan (IB) yang tepat," ujar Rohhi.

Pengembangan Pregnancy and Estrous Kit for Cattle mengadopsi konsep test pack digital ibu hamil. Test pack digital dari Pregnancy and Estrous Kit for Cattle telah dimodifikasi, sehingga menggunakan rangkaian dan desain PCB yang berbeda.

Test pack digital untuk deteksi keberadaan hormon estrogen di urin. Pregnancy and Estrous Kit for Cattle kombinasi test pack digital-pH meter untuk deteksi pH lendir serviks. Selama ini, palpasi rektal jadi deteksi yang sering dipakai.

Metode ini relatif lebih murah dibandingkan dengan deteksi lainnya seperti USG. Namun, palpasi rektal tidak dapat dilakukan pada awal kebuntingan karena tidak dapat mendeteksi adanya fetus dan bila dilakukan akan menyebabkan keguguran.

Menggunakan Pregnancy and Estrous Kit for Cattle tidak akan membuat keguguran karena saat kit digunakan untuk deteksi tidak akan berkontak langsung dengan sapi. Dengan begitu, kit ini aman dan tidak menimbulkan resiko kepada sapi.

Kit ini dapat dipakai berulang-ulang karena peternak cukup mengganti strip dengan strip yang baru. Jadi, peternak dapat menggunakan satu kit yang bisa digunakan seterusnya.

Ia menyampaikan, kit dibuat dilengkapi aplikasi Farm.co, menjadikan pembacaan hasil deteksi dapat dilakukan melalui ponsel peternak. Selain itu, Farm.co memungkinkan peternak menyimpan data sapi dan data pembacaan hasil deteksi.

"Dari data pembacaan hasil deteksi yang tersimpan, selanjutnya aplikasi akan memprediksi siklus birahi selanjutnya," kata Rizky.

Pregnancy and Estrous Kit for Cattle diharap bisa membantu pencatatan peternak. Selain itu, memudahkan peternak dalam melakukan deteksi kebuntingan dini dan birahi untuk mencegah kerugian akibat kesalahan melakukan inseminasi buatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement