Sabtu 23 Oct 2021 23:14 WIB

Pascagempa, Warga Ambarawa Memilih Berdiam di Luar Rumah

Sejumlah warga cukup menggelar tikar di depan rumah mereka atau di jalanan lingkungan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sebagian warga Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memilih berdiam di luar rumah dengan mendirikan tenda atau sekedar menggelar tikar, menyusul guncangan gempa bumi susulan masih berlanjut hingga Sabtu (23/10) malam.
Foto: Bowo Pribadi
Sebagian warga Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memilih berdiam di luar rumah dengan mendirikan tenda atau sekedar menggelar tikar, menyusul guncangan gempa bumi susulan masih berlanjut hingga Sabtu (23/10) malam.

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Sebagian warga Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memilih berdiam di luar rumah.  Mereka mengkhawatirkan gempa susulan yang masih terasa hingga Sabtu (23/10) pukul 21.30 WIB malam.

Beberapa di antara mereka memilih mendirikan tenda- tenda darurat yang didirikan di tepi jalan lingkungan. Seperti warga lingkungan Gempol, Kelurahan Pojoksari, Kecamatan Ambarawa.

Sementara, sejumlah warga cukup menggelar tikar di depan rumah mereka atau di jalanan lingkungan. Seperti di lingkungan Rejosari dan warga sejumlah dusun di Desa Bejalen, Kecamatan Ambarawa.

"Terus terang, kami masih khawatir, karena sampai malam ini masih merasakan guncangan gempa secara periodik," ungkap Ketua RT 05/ RW 02 lingkungan Gempol, Yunawan Putranto (50) yang ditemui di lingkungannya.

 

Ia juga menjelaskan pertimbangan sebagian warganya yang memilih untuk berada di luar rumah. Selain rumah mereka umunnya merupakan bangunan tua, mereka juga memprioritaskan keamanan anak- anak.

Jadi sifatnya untuk antisipasi jika hal- hal yang lebih buruk terjadi akibat dampak gempa bumi. Untuk sementar pengurus lingkungan menyediakan 10 unit tenda yang disewa secara swadaya.

Namun yang sudah dipasang dan digunakan oleh warga setempat baru lima unit di antaranya. "Jika nanti masih ada warga yang menghendaki untuk berdiam di luar rumah, baru kita dirikan lagi," jelasnya.

Yunawan juga menyampaikan, sejak kali pertama merasakan guncangan gempa bumi pada Jumat (22/10) malam sekitar pukul 23.00 WIB, hingga sabtu pukul 22.00 WIB warga sedikitnya telah merasakan lebih dari 22 kali guncangan.

Mulai dari guncangan ringan hingga guncangan yang cukup terasa dan membuat warga mengkhawatirkan keselamatan mereka. "Seperti malam ini masih terasa guncangan yang lumayan kuat," tegasnya.

Sementara itu data yang dirilis BMKG Regional VII, kembali terjadi grmpa magnitudo 2,9 SR pada Sabtu malam pukul 21.11.48 WIB, lokasi di 7.277 LS, 110.43359 BT (9 Km Barat Laut Kota Salatiga) kedalaman 11 Km.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement