Kamis 28 Oct 2021 15:12 WIB

'Warga Bisa Berktivitas Normal Meski Tetap Waspada'

Ada delapan kecamatan yang terdampak serangkaian gempa bumi tektonik. 

Rep: S Bowo Pribadi / Red: Agus Yulianto
Bupati Semarang Ngesti Nugraha.
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Bupati Semarang Ngesti Nugraha.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Gempa tektonik susulan masih dirasakan warga di Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang masih terjadi pada Kamis (28/10). Gempa tersebut terpantau pada pukul 07.20 WIB dengan Magnitudo 3.0 SR berkedalaman 10 kilometer dan berlokasi 7.197 LS,110.45197 BT atau 9 kilometer Tenggara Ungaran.

Gempa yang tercatat sebagai gempa ke 39 tersebut masih dirasakan oleh warga yang ada di wilayah Kecamatan Ambarawa, Jambu serta Kecamatan Banyubiru. "Saya merasakan getaran lumayan kuat sebanyak dua kali, tadi pagi, sekitar pukul 07.00 WIB," ungkap Qoriyah (19), salah satu warga Kebondowo, Kecamatan Banyubiru.

Saat gempa terjadi, pedagang hasil UMKM di kawasan obyek wisata Bukit Cinta, Banyubiru tersebut tengah besiap-siap untuk berangkat ke kiosnya. Karena guncangannya terasa cukup kuat, Qoriyah mengaku, sempat berlari keluar rumah untuk mengantisipasi hal- hal yang tidak diinginkan.

Dia kembali melanjutkan aktivitasnya setelah guncangan gempa bumi tersebut berhenti. "Karena akhir-akhir ini sering merasakan gempa, jadi takut juga," ucapnya.

Perihal masih terjadinya gempa bumi susulan juga diaminin oleh Bupati Semarang H Ngesti Nugraha yang dikonfirmasi saat menghadiri Rawapening Performing Art 2021. Bupati mengatakan, di daerahnya ada delapan kecamatan yang terdampak serangkaian gempa bumi tektonik yang berpusat di wilayah Ambarawa dan sekitarnya.

"Dari laporan sementara ada 33 rumah yang mengalami rusak ringan berupa retakan pada tembok, tetapi tidak parah," ujarnya.

Secara umum, lanjut bupati, intensitas kegempaan yangvterjadi memang sudah menurun. Pada Rabu dan Kamis siangnini masing- masing hanya terjadi sekali gempa.

Terkait hal itu, warga di Kelurahan Pojoksari Kecamatan Ambarawa yang sejak hari pertama gempa memilih tidur di tenda, juga sudah nulai kembali ke  rumah masing-masing.

"Warga sudah ke rumah masing-masing, mereka sudah berani beraktivitas di dalam rumah namun tetap waspada jika sewaktu-waktu masih terjadi gempa susulan," katanya.

Kepada warga Kabupaten Semarang lainnya, bupati juga meminta tidak panik, tetap beraktivitas seperti biasa dengan tidak meninggalkan kewaspadaan. Jika terjadi gempa, masyarakat segera mencari tempat aman. "Jika gempa mereda, kembali lagi ke rumah tidak masalah," kata Ngesti Nugraha. 

Dia juga berharap, rentetan gempa bumi  segera berakhir dan warga bisa beraktivitas normal tanpa ada ketakutan yang berlebihan, karena intensitasnya terus berkurang.

Pada saat awal-awal gempa bumi memang terjadi hingga 24 kali guncangan, tetapi sekarang terus menurun. "Kemarin saya ikut memantau hanya satu kali dan hari ini juga baru terpantau satu kali gempa," ujarnya. 

Sementara itu, mengutip akun media sosial Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono intensitas gempa bumi di Ambarawa memang terus berkuang. Pada Sabtu (23/10) terjadi 24 kali, Ahad (24/10) terpantau sebanyak sembilan kali, Senin (25/10) tiga kali gempa, Selasa (26/10) tidak terjadi gempa, dan pada Rabu (27/10) terpantau dua kali gempa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement