Jumat 29 Oct 2021 13:45 WIB

'Pemuda Harus Mampu Jawab Tantangan Ancaman Polarisasi'

Polarisasi dapat diatasi dengan kohesi atau keserasian.

Rep: My38/ Red: Fernan Rahadi
 Ketua Umum Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Andre Rahadian.
Foto: tangkapan layar Zoom
Ketua Umum Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Andre Rahadian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sumpah Pemuda adalah momentum memperingati dan membalikan semangat kebangsaan yang diselaraskan dengan bangsa ini. Ketua Umum Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Andre Rahadian mengajak pemuda Indonesia agar semangat Sumpah Pemuda menjadi penggerak dalam menghadapi berbagai permasalahan bangsa.

"Pandemi Covid-19 telah membuka kotak pandora terpolarisasinya bangsa selama ini, yang tersimpan dan tertutup rapi dalam kelompok anak bangsa," ujar Andre saat menyampaikan Pidato Kebangsaan dan Peresmian Gerakan Membangun Kohesi Bangsa ILUNI UI, Kamis (28/10).

Keadaan tersebut meluas menjadi ancaman terhadap bangsa ketika polarisasi melumpuhkan kapasitas bangsa menghadapi berbagai ancaman dan tantangan. Keberhasilan melewati pandemi dan memaksimalkan manfaat teknologi akan mengubah generasi ke depannya.

Andre juga mengatakan polarisasi yang telah menjadi masalah dalam bangsa ini, mengakibatkan hilangnya harmonisasi warga negara. Polarisasi juga dapat mendominasi oknum kelompok elite untuk mendorong kepentingannya di atas kepentingan publik rakyat dan negara.

"Oleh karena itu kita sebagai bagian anak bangsa harus hadir menjawab tantangan dari segala bentuk ancaman polarisasi kepada negara dan bangsa serta menghadap oknum elite yang mendompleng isu polarisasi demi kepentingan mereka," ujar Andre.

Untuk mengatasi adanya polarisasi, dalam kesempatan tersebut Andre juga meluncurkan Gerakan Kohesi Kebangsaan. Gerakan tersebut berkomitmen mendorong segenap elemen bangsa untuk merefleksikan  dan menggali kembali pilar-pilar kebangsaan secara kontekstual, serta mempromosikan identitas bersama serta mendorong kepemimpinan nasional bersikap terbuka dan kolaboratif.

Andre juga mengatakan bahwa polarisasi dapat diatasi dengan kohesi atau keserasian. Di antara kegiatannya gerakan kohesi yakni membuat konten dengan narasi-narasi antipolarisasi.

"Kohesi kebangsaan yang baik dapat dimaknai dengan praktik resiliensi komunitas warga dalam menghadapi pandemi Covid-19. Faktor utama bagi resiliensi kebangsaan yang adalah keikutsertaan anak bangsa untuk menjaga persatuan dan kesatuan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement