Senin 01 Nov 2021 13:41 WIB

9 ABK Terlunta-lunta di Perairan AS Kini Diupayakan Pulang

Sembilan ABK MV Voyanger terlunta-lunta di Perairan Guam, Amerika Serikat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Mas Alamil Huda
Sembilan Anak Buah Kapal (ABK) MV Voyager asal Jawa Timur (Jatim) tertahan di Guam, Amerika Serikat dan meminta dikembalikan ke Indonesia
Foto: ABK/Ali Akbar Cholid
Sembilan Anak Buah Kapal (ABK) MV Voyager asal Jawa Timur (Jatim) tertahan di Guam, Amerika Serikat dan meminta dikembalikan ke Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur (Jatim) ikut melakukan upaya pemulangan sembilan Anak Buah Kapal (ABK) MV Voyanger yang terlunta-lunta di Perairan Guam, Amerika Serikat. Apalagi kesembilan ABK tersebut merupakan warga Jatim.

Kepala Disnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo, mengatakan, pihaknya sudah bersurat ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Intinya, pihaknya meminta bantuan agar sembilan ABK yang tergabung dalam agensi PT Laut Salito dapat segera dipulangkan. "Upaya Disnakertrans Jatim memantau dan berkirim surat pada Kemenlu untuk segera memulangkan ABK," ujarnya, Senin (1/11).

Baca Juga

Selain itu, Himawan juga mengaku tengah berkoordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker). Koordinasi ini dilakukan secara internal dengan dijembatani oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). "Kami juga sudah berkoordinasi secara internal dengan Kemenaker dan BP2MI," ujarnya.

Himawan juga mengaku terus mencari memantau kondisi sembilan ABK. Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan salah satu ABK dan mendapatkan informasi kalau semuanya dalam kondisi stabil. Ia juga menyampaikan, Disnakertrans Kota Batu ikut melakukan investigasi untuk mengungkap kebenaran informasi yang beredar dengan mendatangi kediaman para ABK. 

"Semoga ada bantuan dari berbagai pihak dalam proses penanganan kepulangan kru kapal tersebut," kata dia. 

Sebelumnya, Kapal MV Voyanger berangkat dari Bali menuju Guam dengan tujuan pengiriman kapal untuk dijual. Sampai di tujuan, ternyata tidak ada pembeli. Berhubung kapal tersebut tidak terjual, pemilik tidak bisa membayar gaji, dan tidak bisa memulangkan kru. Sudah lima bulan lebih kru tidak digaji. Para ABK sempat menghubungi KJRI di Los Angeles sejak tiga bulan lalu tapi belum mendapatkan bantuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement