Rabu 03 Nov 2021 18:54 WIB

Satu Lagi Merek Sepeda Motor Listrik Diproduksi di Jateng

Dari sisi bentuk, produk motor listrik produksi Polytron ini jauh lebih maju.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengendarai Evo, produk sepeda motor listrik yang diproduksi oleh produsen elektronik asal Kudus, Polytron, Rabu (3/11).
Foto: dok. Istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengendarai Evo, produk sepeda motor listrik yang diproduksi oleh produsen elektronik asal Kudus, Polytron, Rabu (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS -- Era sepeda motor listrik sudah semakin dekat. Di Jawa Tengah --salah satu produsen elektronik di Kudus, PT Hartono Istana Teknologi (Polytron)-- tak ketinggalan bakal ikut meramaikan dengan memperkenalkan produk sepeda motor listrik buatannya.

Bahkan sepeda motor listrik yang diproduksi di Kudus tersebut –diklaim-- sudah dijual guna meramaikan pasar motor listrik nasional.

Inilah yang mengundang Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kepincut untuk melihat dan mencoba langsung mengendarai sepeda motor listrik yang menyandang merek Evo tersebut, di Kudus.   

Orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini pun memuji karya anak bangsa tersebut. “Ini keren, desainnya pun bagus. Buat motor ‘kota- kota’ juga oke,” ungkapnya, usai menjajal Evo, di Kudus, Rabu (3/11).    

 

Gubernur mengaku bangga, karena bakal ada produsen sepeda motor listrik lagi dari Jawa Tengah. Produsennya pun ternyata juga telah menyiapkan beberapa jenis prototpe sepeda motor listrik.

Artinya bakal ada beberapa pilihan untuk menyesuaikan peminatnya. “Menurut saya bagus, sekarang masih dikembangkan dan ini belum dilaunching, tapi sebentar lagi bakal dilaunching,” lanjutnya.

Gubernur juga menyampaikan ‘kesan pertamanya’ terhadap sepeda motor listrik yang sudah siap diproduksi di Kudus tersebut.

Dari sisi bentuk, produk motor listrik produksi Polytron ini jauh lebih maju dan berkembang. Misalnya di kelas sepeda motor yang lebih besar, desainnya cukup menarik dan terlihat lebih gagah.

Aertinya, secara performa tidak kalah dengan sepda motor besar berrbahan bakar fosil yang sudah lama mengaspal dan membanjiri pasar sepeda motor nasional.

“Setelah melihat produk Kudus ini, rasa- rasanya kita mesti mempersiapkan untuk berpindah dari motor berbahan bakar fosil ke motor bertenaga elektrik,” tegasnya.

Jawa Tengah, lanjut gubernur, dalam waktu yang tidak lama lagi sudah akan memulainya. “karena --sebelum hari ini-- juga sudah ada produsen sepeda motor listrik lain di Jawa Tengah yang telah melaunching produknya,” tandas Ganjar.

Sementara itu, CEO PT Hartono Istana Teknologi, Hariono mengungkapkan, produksi sepeda motor listrik tersebut telah dirintis sejak tahun 2018 lalu.

Perusahaan produsen elektronik di Kudus tersebut memutuskan untuk memproduksi sepeda motor listrik sejak 2018 lalu. Hal itu dilakukan karena melihat potensi pasar sepeda motor listrik yang cukup besar.

Tak hanya itu, Pemerintah juga terus mendorong untuk perubahan sepeda motor berbahan bakar fosil agar menjadi motor listrik yang jauh ramah lingkungan.

Untuk saat ini, yang sudah masuk ke pasaran memang baru satu tipe, Evo. “Kami terus mengembangkan dan rencananya tahun depan ada dua produk baru lagi yang akan kami launching,” jelasnya.

Business Development PT Hartono Istana Teknologi, Christopher menambahkan, untuk produk Evo memiliki spesifikasi power maksimal 3000 watt. Maksimum speed 60 kilometer per jam yang didukungan baterai 1.740 WH.

“Dengan dukungan baterai tersebut, memungkinkan Evo mampu menempuh jarak maksimal 60 hingga 70 kilometer,” jelasnya.

Ia juga menyebut, kelebihan sepeda motor listrik jika dibandingkan dengan motor ber bahan bakar cukup banyak. Selain lebih ekonomis, biaya perawatannya pun nyaris tidak ada sama sekali.

Jika Motor berbagan bakar bensin –misalnya—dalam sepekan digunakan untuk menempuh jarak hingga 100 kilometer, maka akan menghabiskan bahan bakar –paling tidak-- mencapai Rp 30.000.

Namun jika menggunakan sepeda motor listrik biaya yang dikeluarkan hanya berkisar Rp 2.500 sampai dengan Rp 3.000 per minggu. Belum lagi dengan biaya perawatan sepeda motor berbahan bakar.

Sebab untuk sepeda motor listrik tidak ada mesin, tidak perlu ganti oli. “Bisa dibilang ini free maintenance, hanya memerlukan pengecekan rutin beberapa komponennya saja, seperti rem, baut dan lainnya,” tegas Christopher..

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Tengah juga mengunjungi pabrik motor Viar di Kota Semarang, yang meluncurkan sepeda motor listrik.

Kali ini gubernur kembali melihat produsen motor listrik di Kabupaten Kudus yang juga telah melempar produk sepeda motor listrik di pasaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement