Ahad 07 Nov 2021 16:57 WIB

Gelar CJIBF, Jateng Tawarkan 60 Peluang Investasi 

Peluang investasi dari sektor pertanian dan agribisnis masih sangat terbuka.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Investasi.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Investasi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Untuk memperkuat akselerasi pemulihan ekonomi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bakal menggelar kembali Central Java Investment Business Forum (CJIBF) atau Temu Investor Jawa Tengah tahun 2021.

Kegiatan CJIBF, yang kembali digelar secara hibrid pada 10-11 November 2021 di Hotel Tentrem Semarang ini, bakal mengusung tema 'Membangun Kembali Agroindustri guna Mengakselerasi Ekonomi' di Jawa Tengah.

"Pertimbangannya, sektor pertanian di Jawa Tengah terbukti berkontribusi positif bagi upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi," ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Ratna Kawuri, Sabtu (7/11) malam.

Bahkan, lanjut Ratna, peluang investasi dari sektor pertanian dan agribisnis tersebut masih sangat terbuka di Jawa Tengah. Di luar itu juga masih ada sektor pariwisata, perikanan, pertanian, perkebunan, infrastruktur, manufaktur serta sektor energi.

 

Lebih dari 60 peluang investasi di berbagai sektor tersebut bakal ditawarkan kepada para investor, pada CJIBF yang didukung Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, Kementerian Investasi/BKPM, Bank Jateng serta kementerian/lembaga terkait ini.

Semua potensi investasi yang ditawarkan itu berasal dari seluruh Jawa Tengah. Di antaranya, Pengembangan Pembenihan Ikan Nila Salin Tilapia di Kabupaten Pati, Industri Udang Terpadu di Kabupaten Cilacap, Pembangunan Docking Kapal di Kabupaten Rembang.

Ada juga investasi Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Jatibarang di Kota Semarang, Pengembangan Aqua Edu Culture Park Panjang Island di Kabupaten Jepara, Pengembangan Kawasan Wisata Agro Edupark Tlogowening.

Termasuk Proyek Sentra Industri Perikanan Kabupaten Pati, Jurug Theme Park And Zoo Surakarta, dan pengembangan industri kelapa terpadu di Kabupaten Cilacap. Selain itu, ketersediaan kawasan industri yang potensial di Jawa Tengah juga bakal ditawarkan pada calon investor.

"Di antaranya Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, Kawasan Industri Terpadu Batang, Kawasan Industri Wijayakusuma, Aviarna Industrial Estate, Jateng Land Industrial Park Sayung dan Kawasan Industri Segajung," tambahnya.

Sejauh ini, masih jelas Ratna, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia sudah mengonfirmasi bakal hadir dalam kegiatan CJIBF tersebut, selain Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Forum tersebut juga bakal menghadirkan sejumlah pembicara seperti Senior Deputy Governor Bank Indonesia, Destry Damayanti; Sekretaris Utama Kementerian Investasi/BKPM selaku Plt Deputi Bidang Promosi, Ikmal Lukman dan Kepala Bank Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Pribadi Santoso.

"Selain itu juga Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo; Wakil Bupati CIlacap, Syamsul Aulia Rahman serta Bupati Pati, Haryanto," katanya.

Saat ini peluang investasi di Jawa Tengah, potensinya juga masih sangat besar. Salah satunya karena  ketersediaan sumber daya yang kompetitif didukung dengan budaya masyarakat yang terbuka. 

"Kemarin ketika kami diskusi dengan asosiasi (pengusaha) Korea, disampaikan bahwa tenaga kerja Jawa Tengah santun dan lembut, mau bekerja keras. Terkait UMK juga masih terjangkau," lanjutnya.

Di lain pihak, Pemprov Jawa Tengah juga terbuka dan berkomitmen dengan memberikan berbagai kemudahan untuk berinvestasi di daerahnya. Satu di antaranya, dengan membuka kanal komunikasi, baik bagi calon investor ataupun pemodal yang telah berinvestasi di Jawa Tengah. 

Maka ketika ada investor yang berminat dan ada permasalahan, dinasnya akan mengkoordinasikan untuk mencari solusi. "Guna menarik investasi, upaya pengawalan yang kami lakukan secara end to end," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement