Rabu 10 Nov 2021 06:26 WIB

Memanfaatkan Limbah Anggrek Jadi Suvenir Menarik

Bunga anggrek yang telah mekar biasanya hanya bertahan selama dua minggu.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Memanfaatkan Limbah Anggrek Jadi Suvenir Menarik (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Memanfaatkan Limbah Anggrek Jadi Suvenir Menarik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Tim dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan pelatihan pembuatan suvenir di Desa Dadaprejo, Junrejo, Kota Batu. Program yang tergabung dalam Pengabdian kepada Masyarakat tersebut berlangsung selama lima bulan yakni Juli hingga November 2021.

Salah satu anggota tim, Moh. Mirza Nuryady mengatakan, suvenir buatan timya berasal dari bunga anggrek yang dikeringkan. Pemilihan bunga anggrek sebagai cinderamata ini dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya yang sebagian besar terbuang.

Menurut Mirza, bunga anggrek yang telah mekar biasanya hanya bertahan selama dua minggu sampai satu bulan saja. Sementara itu, penjualan tanaman anggrek cukup sulit karena harganya yang tergolong mahal. "Sayang sekali melihat bunga-bunga tersebut layu begitu saja," kata dosen di Prodi Pendidikan Biologi UMM tersebut dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (9/11).

Melihat situasi tersebut, tim pun mengawetkan bunga anggrek yang sudah tua menggunakan resin. Kemudian menjadikannya sebagai buah tangan bagi pengunjung maupun orang-orang di media sosial.

Kegiatan ini dilakukan Mirza bersama dosen Diani Fatmawati dan Tutut Indria Permana serta dua mahasiswa Prodi Pendidikan Biologk. Tim tidak hanya mengajarkan pembuatan souvenir, tapi juga memberikan berbagai pembinaan dan materi terkait bagaiamana memasarkan produk tersebut. "Mulai dari pemsaran secara konvensional maupun dengan menggunakan teknologi digital melalui media sosial atau market place," katanya.

Saat pelatihan, tim berfokus untuk mengajari dan mendampingi Karang Taruna dan Asosiasi Petani Anggrek. Pelatihan ini mencakup lima tahapan yaitu, pemilihan anggrek, pengeringan, pemberian resin, pencetakan, dan yang terakhir pemasaran. Sampai saat ini, tim menggunakan pemasaran secara daring menggunakan Instagram dan Tiktok dengan metode pre-order (PO).

Mirza juga menuturkan bahwa pihaknya juga sudah mengikuti berbagai kegiatan dari Asosiasi Pecinta Anggrek. Utamanya dalam aspek pemasaran produk. Terbaru, mereka telah memasang tenant selama seminggu mulai dari 7-14 November di salah satu acara Asosiasi Pecinta Aggrek.

Di akhir wawancara Mirza menyampaikan bahwa tujuan program ini adalah untuk meningkatkan potensi-potensi desa wisata anggrek yang belum dikembangkan oleh masyarakat. Selain itu juga berupaya memanfaatkan bunga anggrek layu yang biasanya dibuang menjadi satu produk ekonomis yang bsisa dijual.

 “Kami tentu berharap dengan adanya kegiatan pelatihan ini, akan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Desa Dadaprejo sehingga menjadi warga yang mandiri dan mampu memanfaatkan peluang serta potensi,” kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement