Selasa 16 Nov 2021 17:12 WIB

Pemkot Surabaya Petakan Daerah Rawan Bencana

Bahaya yang paling menonjol di Kota Surabaya adalah pohon tumbang.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Petugas menggergaji pohon yang tumbang di Jalan Bandarejo, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (28/2/2021). Hujan deras disertai angin kencang di kawasan Wonosari Besar, Surabaya dan Bandarejo, Surabaya menyebabkan sejumlah pohon tumbang.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Petugas menggergaji pohon yang tumbang di Jalan Bandarejo, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (28/2/2021). Hujan deras disertai angin kencang di kawasan Wonosari Besar, Surabaya dan Bandarejo, Surabaya menyebabkan sejumlah pohon tumbang.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya melakukan pemetaan daerah-daerah yang rawan bencana seperti genangan, pohon tumbang, hingga banjir rob memasuki musim penghujan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Irvan Widyanto menjelaskan, bencana memang peristiwa yang tidak dapat dihindari, tapi dapat disiasati.

Maka dari itu dibutuhkan pengetahuan dan tindakan tepat. “Jadi, kita berharap kepada semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat untuk lebih meningkatkan pengawasan, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan memiliki pengetahuan tentang mitigasi bencana itu,” kata Irvan di Surabaya, Selasa (16/11).

Baca Juga

Irvan memastikan, Pemkot Surabaya bersama semua pihak mengupayakan mitigasi bencana berbasis masyarakat. Makanya, ia berharap masyarakat memahami dan menyadari ketika ada perubahan cuaca dan sebagainya, mereka harus berbuat apa dan harus berlindung di mana.

“Contohnya ketika mendung dan hujan, seyogyanya warga tetap berada di rumah saja untuk melindungi diri sendiri dan sesama,” ujarnya.

Irvan menjelaskan, pihaknya sudah memetakan potensi bencana di Kota Pahlawan. Seperti daerah yang sering terjadi genangan, angin puting beliung, pohon tumbang, dan juga banjir rob. Bahkan, pemkot sudah memetakan titik genangan secara detail, mulai dari kelurahan dan kecamatan hingga luasan dan ketinggian genangan tersebut.

Di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu ini, Irvan mengatakan, bahaya yang paling menonjol adalah pohon tumbang. Khusus untuk pohon tumbang, jajaran DKRTH terus bergerak untuk melakukan perantingan. Sedangkan untuk titik yang biasa terjadi genangan, kata dia, sebenarnya tidak terlalu menonjol karena surutnya sangat cepat.

“Apalagi kami sudah menyiagakan sekitar 60 rumah pompa yang tersebar di berbagai titik di Surabaya. Bahkan, kami juga sudah membuat SOP genangan, SOP pohon tumbang, SOP angin kencang, dan SOP banjir rob. Pemetaan bencana beserta SOP-nya itu sudah kami sampaikan kepada camat dan lurah untuk selanjutnya disampaikan kepada warga,” ujarnya.

Ia juga mengimbau kepada warga untuk melakukan kerja bakti membersihkan gorong-gorong dan perantingan pohon di wilayahnya masing-masing. Apabila butuh peralatan dan dan pengangkutannya, bisa dikomunikasikan melalui 112. Ia juga mengimbau, ketika turun hujan untuk menghindari berlindung di bawah pohon dan di bawah papan reklame.

“Dengan mitigasi bencana berbasis masyarakat ini, kami berharap semua bencana di Surabaya bisa kita antisipasi bersama,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement