Rabu 17 Nov 2021 14:49 WIB

BMKG Ingatkan Potensi Luapan Kali Lamong

Pemkab Gresik terus berupaya melakukan mitigasi bencana.

Warga berusaha menerobos banjir di Pasar Benjeng, Gresik, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). Banjir tersebut disebabkan meluapnya air Kali Lamong yang mengakibatkan sejumlah desa di Kecamatan Balongpanggang dan Kecamatan Benjeng terendam banjir.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Warga berusaha menerobos banjir di Pasar Benjeng, Gresik, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). Banjir tersebut disebabkan meluapnya air Kali Lamong yang mengakibatkan sejumlah desa di Kecamatan Balongpanggang dan Kecamatan Benjeng terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Koordinator Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur Taufiq Hermawan menyebut potensi banjir akibat luapan Kali Lamong di Kabupaten Gresik masih akan terjadi karena dampak La Nina.

Taufik dikonfirmasi usai rapat koordinasi penanggulangan banjir Kali Lamong mengatakan perlunya pemahaman mengenai La Nina karena masih banyak anggapan yang beredar fenomena itu diartikan sebagai badai.

Ia menjelaskan La Nina merupakan suatu fenomena cuaca global yang menyebabkan curah hujan menjadi lebih tinggi, termasuk di wilayah Kabupaten Gresik.

"Karena La Nina ini, curah hujan meningkat 2-70 persen, ini yang perlu diwaspadai. Karena banjir ini utamanya terjadi karena tingginya curah hujan," katanya.

Sementara Kepala Stasiun Klimatologi Malang, Anung Suprayitno yang turut hadir dalam kegiatan itu mengatakan, La Nina berefek paling tinggi di periode September-November.

Tetapi, kata dia, tidak lantas membuat bulan Desember-Februari curah hujan menjadi rendah, sebab pada Desember-Februari merupakan periode yang menjadi puncak musim hujan.

Sebelumnya, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menjelaskan, bencana banjir akibat luapan Kali Lamong terjadi di wilayah Gresik selatan.

Gus Yani, sapaan akrabnya menyebut, Pemkab Gresik terus berupaya melakukan mitigasi bencana, salah satunya dengan ketersediaan sarana penampungan sementara yang layak bagi korban terdampak banjir.

"Kami tidak hanya melakukan pencegahan banjir, namun perlu diperhatikan juga mengenai penanganan korban banjirnya," katanya.

Ia mengatakan, hingga hari ini, Pemkab Gresik total telah menyiapkan 19 alat berat untuk normalisasi Kali Lamong, dan menginstruksikan Dinas PUPR segera menginformasikan apabila jumlah tersebut masih dirasa kurang.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Gresik, Endoong Wahyukuncoro mengatakan, alat berat tersebut dikerahkan dan diletakkan di sepanjang Kali Lamong untuk mengangkat sedimentasi sungai.

"Kami lakukan pengerukan karena kondisi banjir yang sudah mereda, hal ini membuat pengerukan semakin kami gencarkan di beberapa titik, mulai dari Kecamatan Balongpanggang hingga Kecamatan Cerme," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement