Rabu 24 Nov 2021 19:35 WIB

Guru dari Hati Bisa Membangun Akal Budi

Pembelajaran daring banyak rintangan tidak semudah dibayangkan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Guru dari Hati Bisa Membangun Akal Budi (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Guru dari Hati Bisa Membangun Akal Budi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengatakan, Hari Guru 25 November 2021 merupakan wahana meneguhkan komitmen. Komitmen seluruh guru Indonesia untuk terus mendidik anak negeri tiada henti.

Terlebih, pada masa pandemi, ketika dunia pendidikan sebagaimana aktivitas lain terdampak luas, sehingga mengalami stagnasi aktivitas pendidikan secara normal. Belum lagi, pembelajaran daring banyak rintangan, tidak semudah dibayangkan.

Birokrasi dan otoritas penyelenggara pendidikan seakan gagap mengatasi keadaan, meski perlahan ada perbaikan. Dunia pendidikan Indonesia kompleks dengan segala masalah-tantangan. Dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote.

Ragam kondisi pendidikan dan situasi anak didik yang tidak bisa digeneralisasi standar lembaga-lembaga pendidikan Jakarta dan kota-kota besar yang digdaya. Banyak lembaga pendidikan di pelosok terjauh kesulitan hanya untuk bertahan.

Mulai dari sarana prasarana, guru dan dana yang masih serba terbatas sampai kondisi anak didik dengan latar sosiologis yang kompleks. Ia menilaih, dunia pendidikan Indonesia di ranah global juga masih harus menghadapi tantangan.

"Karena kondisi daya saing bangsa dan Human Development Index (HDI) Indonesia  masih di bawah negara-negara ASEAN," kata Haedar, Rabu (24/11).

Berat masalah dan tantangan dunia pendidikan Indonesia kini. Pemerintah melalui Kemendikbudristek diuji dan dinanti terobosan tersistem, kontinyu, berorientasi pemecahan masalah. Serta, pengembangan dunia pendidikan Indonesia yang beragam.

Fokusnya harus tertuju masalah dalam memajukan pendidikan Indonesia agar makin berkualitas merata. Ditambah urusan-urusan lain yang dibebankan ke pendidikan. Mulai radikalisme, intoleransi dan kekerasan yang mesti seksama memecahkannya.

Apalagi, menyangkut agenda membangun basis nilai, yakni membangun pendidikan Indonesia yang unggul dan maju. Dengan berlandaskan Pancasila, nilai-nilai agama dan kebudayaan yang luhur Indonesia, sebagaimana perintah konstitusi.

Kemudian, membangun dunia pendidikan nasional yang berkepribadian Indonesia. Ia berharap, selalu terbuka untuk optimis asal semua pihak benar-benar serius, fokus, paham, bersinergi dan memiliki komitmen dan political-will yang tinggi.

Guru merupakan bagian penting aktor pemajuan dunia pendidikan Indonesia yang penting, utama dan bermisi mulia mencerdaskan kehidupan bangsa dan peradaban. Ia menekankan, di tangan guru ada nasib pendidikan Indonesia kini dan nanti.

"Meski niscaya guru hanya bagian keseluruhan sistem yang tidak dapat bekerja sendirian. Dunia guru termasuk yang penting dimajukan kehidupannya, sehingga terjadi mutuality of interest," ujar Haedar.

Haedar mengingatkan, dari dunia guru yang maju dapat lahir pendidikan Indonesia berkemajuan. Sebaliknya, dari kondisi guru yang serba terbatas, sukarlah urusan memajukan pendidikan Indonesia. Ia meyakini guru memiliki komitmen yang tinggi.

"Dan pengkhidmatan tinggi memajukan pendidikan Indonesia. Selamat Hari Guru bagi seluruh guru Indonesia. Kami senantiasa membersamai dengan hati membangun negeri dan mencerdaskan akal budi menuju generasi emas yang berkepribadian Indonesia," kata Haedar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement