Kamis 02 Dec 2021 13:55 WIB

Dosen-Mahasiswa UMM Tulis Buku Kaji Pembelajaran Alternatif

Tujuan lain buku ini adalah meluruskan makna dan pengertian dari pedagogi kritis.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi UMM menyusun buku dengan judul Mencari Pedagogi Kritis.
Foto: dok. Humas UMM
Dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi UMM menyusun buku dengan judul Mencari Pedagogi Kritis.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mendorong dosen dan mahasiswanya untuk mengembangkan literasi. Kali ini, beberapa dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi UMM bersama-sama menyusun buku dengan judul Mencari Pedagogi Kritis.

Inisiator Ahmad Sulaiman menjelaskan, ide pembuatan buku ini bermula dari acara bedah buku di Forum Baca Kritis, komunitas yang ia rintis. Buku yang dibedah pada saat itu berjudul Pendidikan Kaum Tertindas karya Paul Freire.

Hasil dari rentetan diskusi-diskusi tersebut memunculkam ide untuk menuliskan refleksi pedagogi kritis. Kemudian kumpulan tulisan tersebut dijadikan satu menjadi buku. Tulisan-tulisan yang terkumpul tidak terbatas dari kalangan dosen saja. "Adapula beberapa mahasiswa yang memberikan kontribusi tulisan,” ujarnya.

Pria yang biasa disapa Humada ini menjelaskan, buku ini bertujuan untuk mempopulerkan model pembelajaran pedagogi kritis. Model ini termasuk alternatif pembelajaran yang memanusiakan para peserta didik. Selain itu, juga mendorong mereka untuk aktif dalam pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

Hal lain yang ada dalam buku ini mengenai cara menentukan pembelajaran yang dekat dengan kehidupan sekitar. Dengan demikian, model ini diharapkan mampu menciptakan solusi dan menumbuhkan rasa empati.

Di samping itu, tujuan lain buku ini adalah meluruskan makna dan pengertian dari pedagogi kritis. Hal ini penting mengingat makna yang selama ini tersebar di dunia maya berbeda dengan pengertian pedagogi kritis secara autentik. Dalam dunia maya, pedagogi kritis dipahami sebagai model pendidikan kritis terhadap kekuasaan.

Dosen kelahiran Surabaya ini menjelaskan, kendala utama dalam pembuatan buku ini, yakni  memastikan tulisan tetap pada jalur yang mengkaji pedagogi kritis. Menurutnya, ada beberapa tulisan yang sedikit melenceng dari bahasan dan topik utama. "Sehingga perlu adanya proses penyuntingan maksimal sembari memberi kritik dan saran pada penulis," jelasnya.

Menurut Humada, buku ini termasuk karya pertama dari proyek pedagogi kritis. Dari karya rencananya akan dilanjutkan perilisan buku pada bulan depan. Ia berharap karya ini bisa menginspirasi dosen, mahasiswa, serta masyarakat luas untuk bisa menulis buku sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement