Kamis 09 Dec 2021 17:46 WIB

Lego Bangun Pabrik di Vietnam

Dua tahun terakhir telah menjadi tantangan bagi beberapa perusahaan multinasional.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
LEGO. Ilustrasi
Foto: Reuters
LEGO. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Lego telah mengumumkan rencana untuk membangun operasi manufaktur baru di Vietnam untuk memenuhi permintaan yang meningkat untuk produknya di Asia.

Raksasa pembuat mainan itu mengatakan akan menginvestasikan lebih dari 1 miliar dolar AS (Rp 14,4 triliun) dalam proyek tersebut, yang akan berada di dekat pusat bisnis utama negara itu di Kota Ho Chi Minh.

Ini akan menjadi pabrik kedua perusahaan Denmark ini di Asia setelah membuka pabrik di China lima tahun lalu. Lego telah melihat pertumbuhan dua digit di wilayah tersebut sejak 2019.

"Kami sangat berterima kasih atas dukungan pemerintah Vietnam dalam membantu kami mencapai ambisi kami untuk membangun pabrik netral karbon pertama kami," kata kepala operasi Lego Carsten Rasmussen dilansir di BBC, Kamis (9/12)

 

Konstruksi di situs tersebut akan dimulai tahun depan, dengan rencana untuk menyesuaikan konsumsi energinya dengan panel surya di atapnya dan di pertanian terdekat.

Produksi di pabrik tersebut akan dimulai pada 2024 dan diharapkan dapat menciptakan hingga 4.000 pekerjaan selama 15 tahun ke depan.

Ini adalah perkembangan terbaru dalam strategi selama satu dekade Lego untuk membangun pabrik produksi yang dekat dengan pasar utama, dan muncul setelah perusahaan di seluruh dunia menghadapi masalah rantai pasokan global selama pandemi virus corona.

"Ini memberikan fleksibilitas untuk merespon dengan cepat perubahan permintaan konsumen lokal, memperpendek rantai pasokan, dan mengurangi dampak lingkungan dari pengiriman jarak jauh," kata perusahaan itu.

Meskipun perusahaan juga mengatakan bahwa keputusannya untuk membangun pabrik di Vietnam tidak dipercepat oleh gangguan rantai pasokan baru-baru ini, beberapa ahli mengatakan itu bisa menjadi pelajaran bagi perusahaan lain yang berjuang untuk mendapatkan produk mereka ke pelanggan.

"Apa yang mereka lakukan adalah apa yang seharusnya kita lakukan sejak lama, yaitu melindungi taruhan kita. Jika Anda melihat permintaan datang dari arah tertentu, Anda harus memiliki alternatif," menurut Paula Rosenblum, manajer mitra Penelitian RSR.

Namun, dua tahun terakhir telah menjadi tantangan bagi beberapa perusahaan multinasional dengan fasilitas manufaktur Vietnam. Produksi di beberapa pabrik terbesar Nike di Tanah Air terganggu karena penyebaran Covid-19 melalui pabrik.

Beberapa ahli logistik berpendapat bahwa kesulitan yang dihadapi Vietnam dalam beberapa bulan terakhir dapat membantunya menghadapi tantangan serupa di masa depan.

"Vietnam telah belajar banyak dalam hal menyeimbangkan risiko wabah Covid dan mempertahankan kapasitas produksi selama gelombang terakhir," kata Megan Benger dari konsultan TMX.

"Kami percaya bahwa pembelajaran ini kemungkinan akan membuat negara ini mendapat manfaat yang baik jika terjadi wabah di masa depan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement