Kamis 16 Dec 2021 20:31 WIB

BPBD Kabupaten Madiun Data Kerusakan Akibat Angin Kencang

Hujan deras disertai angin puting beliung menerjang empat kecamatan di Madiun.

Warga membersihkan reruntuhan bangunan warung yang roboh akibat puting beliung di Desa Sidomulyo, Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (16/12/2021). Sebanyak 515 bangunan yang terdiri rumah warga, gedung sekolah, toko, warung di empat desa yaitu Sidomulyo, Ngadirejo, Plumpungrejo, Jatirejo mengalami rusak berat, ringan dan sebagian roboh akibat puting beliung yang terjadi saat hujan deras, Rabu (15/12).
Foto: ANTARA/SISWOWIDODO
Warga membersihkan reruntuhan bangunan warung yang roboh akibat puting beliung di Desa Sidomulyo, Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (16/12/2021). Sebanyak 515 bangunan yang terdiri rumah warga, gedung sekolah, toko, warung di empat desa yaitu Sidomulyo, Ngadirejo, Plumpungrejo, Jatirejo mengalami rusak berat, ringan dan sebagian roboh akibat puting beliung yang terjadi saat hujan deras, Rabu (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Jawa Timur melakukan pendataan jumlah kerusakan dan kerugian akibat bencana angin kencang yang melanda sejumlah wilayah setempat pada Rabu (15/12).

"Berdasarkan pendataan, hujan deras disertai angin puting beliung menerjang empat kecamatan di wilayah Kabupaten Madiun pada Rabu (15/12) pukul 14.30 WIB. Akibatnya tujuh orang mengalami luka-luka dan 515 unit rumah warga terdampak dengan kerusakan ringan hingga berat," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Muhamad Zahrowi dalam keterangan di Madiun, Kamis (16/12).

Baca Juga

Sesuai data, empat kecamatan yang terdampak antara lain Kecamatan Jiwan tepatnya di Desa Teguhan dan Desa Ngetrep. Kecamatan Madiun tepatnya di Desa Dimong dan Desa Sirapan. Kemudian Desa Sidomulyo di Kecamatan Sawahan, dan paling banyak di Kecamatan Wonoasri tepatnya di Desa Sidomulyo, Ngadirejo, Plumpungrejo, dan Jatirejo.

Tim kaji cepat BPBD Kabupaten Madiun melaporkan kebutuhan mendesak saat ini adalah terpal, matras, sembako, selimut, dan tikar. Selain itu, pada Kamis (16/12) pagi hingga siang juga diadakan giat kerja bakti seluruh elemen masyarakat bersama TNI, Polri, dan relawan untuk membantu membersihkan dan memperbaiki rumah warga yang terdampak.

Bupati Madiun Ahmad Dawami pada Rabu (15/12) langsung meninjau lokasi yang terdampak bencana dan menginstruksikan OPD terkait untuk melakukan penanganan lebih lanjut.

Selain itu, Sekda Provinsi Jatim Heru Tjahjono yang didampingi Sekda Kabupaten Madiun Tontro Pahlawanto juga meninjau korban bencana angin puting beliung di Desa Sidomulyo Kecamatan Wonoasri pada Kamis pagi.

"Sesuai data, kerusakan rumah warga mencapai 515 unit. Inilah yang akan kami laporkan ke Ibu Gubernur," kata Sekda Jatim Heru Tjahjono.

Ia mengatakan kunjungannya tersebut atas perintah Gubernur Jatim untuk mengecek langsung rumah warga yang rusak akibat bencana angin puting beliung.

Mengenai bantuan, menurut Sekda Heru sudah ada. Bantuan dari Gubernur berupa sembako, kebutuhan harian maupun perbaikan rumah yang rencananya akan diserahkan langsung oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa pada Jumat (17/12). "Rencananya bantuan akan diserahkan langsung oleh Ibu Gubernur besok," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman resminya meliris peringatan dini waspada hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang untuk hari Kamis (16/12) hingga Sabtu (18/12).

Adapun wilayah di Jawa Timur yang berpotensi hujan disertai angin kencang antara lain Gresik, Nganjuk, Magetan, Pacitan, Tulungagung, Kabupaten Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Pamekasan, Surabaya, Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Kabupaten Madiun, Kabupaten Blitar, Lumajang, Jember, dan Sampang.

BNPB selalu mengimbau kepada pemerintah daerah, khususnya BPBD, agar selalu waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang maupun angin puting beliung. Kondisi tersebut dapat terjadi atau menyertai saat hujan berlangsung. Selain itu, fenomena cuaca ekstrem tersebut biasa terjadi saat pergantian musim dari musim kemarau ke hujan dan sebaliknya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement