Rabu 22 Dec 2021 14:16 WIB

Film Pendek Mabbere Juara II Film Moderasi Beragama Kemenag

Dari film Mabbere tersirat pesan toleransi dan saling menghargai.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UMY.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UMY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Muhammadiyah Multimedia (MM) Kine Klub Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menorehkan prestasi membanggakan. Kali ini, diraih film pendek Mabbere yang mendapat juara dua Film Moderasi Beragama dari Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Sutradara Mabbere, Asman mengatakan, ide cerita film berangkat dari kisah nyata, ketika ada perbedaan tradisi dari daerah asalnya dengan tempat perantauannya. Saat berada di Yogyakarta, ia merasa tradisi berbeda dengan daerah asalnya.

Ketika tetangganya membawakan makanan dengan wadah, sebisa mungkin Asman yang diberikan turut mengisi wadahnya memberi makanan dari masakannya. Dari situ, muncul ide Mabbere tentang bagaimana cara mengembalikan piring orang.

"Juga berdasarkan isu, di mana orang Islam terkadang merasa ragu menerima makan dari orang yang berbeda agama, pun sebaliknya," kata Asman, Selasa (21/12).

Ia menjelaskan, arti Mabbere itu sendiri berasal dari bahasa Bugis yang berarti memberi, diartikan dengan memberi sesuatu sebagai wujud timbal balik dan rasa berbagi. Karenanya, dari Mabbere tersirat pesan toleransi dan saling menghargai.

Hal ini bermanfaat pula untuk menghindari pertikaian yang mengakibatkan perpecahan. Sebagai sutradara, Asman mengaku senang dengan ada hasil karya yang menggabungkan perpaduan latar belakangnya yang bersuku Bugis dan tradisi Jawa. "Sekaligus, dibungkus dengan isu beragama. Tentu sangat senang karena mengangkat diorama Suku Bugis dan Jawa," ujar Asman.

Produser Mabbere, Silmy Mauly menerangkan, dalam proses pembuatan film yang sukses mengangkat isu beragama ini membutuhkan waktu cukup singkat dengan total sekitar tiga pekan. Baik dari persiapan produksinya sampai setelah produksinya.

Selain waktu sekitar tiga pekan, pra produksi butuh capai 11 hari, shooting satu hari dan pasca produksi sembilan hari. Terlebih, proposal yang diajukan kepada Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY turut mendapat respons positif.

"Menyiapkan proposal rencana anggaran biaya dan LPKA membantu kami sesuai jumlah yang kita inginkan. Menurut kami, itu sangat membantu selama proses produksi," kata Silmy.

Silmy menambahkan, prestasi film Mabbere tidak berhenti di kejuaraan ini saja. Nantinya, film Mabbere akan terus dilibatkan dalam berbagai festival. Rencana ke depan, tidak hanya menang di sini, tapi akan diikutkan berbagai festival lain.

"Saat ini, sedang submit Ganesha Film Festival Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lainnya baik nasional maupun internasional," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement