Senin 27 Dec 2021 19:20 WIB

UMY Kuatkan Penerapan Sistem Blended

Kebijakan didasari evaluasi ketercapaian kompetensi mahasiswa.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
UMY Kuatkan Penerapan Sistem Blended (ilustrasi).
Foto: Wahyu Suryana.
UMY Kuatkan Penerapan Sistem Blended (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sudah menerapkan aktivitas perkuliahan dengan sistem blended selama kurang lebih satu tahun. Pengelolaan kegiatan kampus dari UMY turut menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya.

Banyak lembaga pendidikan melakukan studi banding dam mengundang UMY sebagai pembicara dalam semiloka mitigasi Covid-19 di ranah pendidikan. UMY sendiri memiliki kebijakan mitigasi Covid-19 untuk mengurangi resiko penyebaran.

Baca Juga

Rektor UMY, Prof Gunawan Budiyanto mengatakan, mitigasi itu mencakup kebijakan akademik dan non-akademik yang dikendalikan langsung Tim Incident Command System (ICS). Uniknya, kebijakan didasari evaluasi ketercapaian kompetensi mahasiswa.

Yang mana, kata Gunawan, menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dengan maksimum capaian 60 persen dan rata-rata 50 persen. Hal ini diakibatkan kultur mahasiswa maupun dosen yang ternyata belum terbiasa terapkan kuliah daring secara penuh.

Ia mengingatkan, sejak Covid-19 dinyatakan menyerang Indonesia pada Maret 2020, UMY langsung menerapkan daring sampai Juli 2020. Ternyata, capaian kompetensi hanya 50-60 persen, atau hanya setengah materi yang bisa ditangkap mahasiswa.

"Tidak bisa begini terus, bagaimana mutu lulusan UMY? Akhirnya, kita putuskan September 2020 mulai hybrid, luring dan daring," kata Gunawan, Senin (27/12).

Artinya, terdapat pengaturan-pengaturan terhadap pembagian jumlah tatap muka dengan daring ataupun dengan penerapan ganjil-genap. Pembagian tersebut turut dilakukan secara bertahap dan menyesuaikan dengan situasi penyebaran Covid-19.

Dimulai dari daring 60 persen dan luring 40 persen. Jika kondisi Covid-19 buruk, UMY tetap menggunakan metode blended, namun perkuliahan luring diturunkan jadi 40, 30 bahkan 20 persen. Ketika membaik, tatap muka diizinkan sampai 75 persen.

Untuk ganjil-genap, setiap tengah semester mahasiswa absen ganjil masuk dulu dan sebaliknya. Solusi ini diterapkan secara luwes karena ada pula yang menerapkan setiap pekan. Untuk luring, dari 16 pertemuan baru boleh tatap muka 8-10 kali.

Meski begitu, ada pengecualian melihat kondisi kesehatan dosen karena ada tenaga pengajar dengan komorbid yang membuatnya riskan. Karenanya, untuk dosen-dosen yang memiliki komorbid perkuliahan tatap muka cuma diizinikan enam kali saja.

Konsistensi UMY menerapkan blended secara luwes berdampak positif. Mahasiswa merasa lebih mengenal kampus, khususnya mahasiswa baru yang masuk pada 2020, lantaran mereka sudah bisa luring dan memiliki orientasi baik tentang kampus.

"Tidak hanya itu, evaluasi perkuliahan hybrid Juli 2021 menunjukkan capaian kompetensi mahasiswa membaik 70-75 persen, sehingga kita semakin mantap kalau kuliah tidak bisa daring terus, apalagi yang memiliki praktikum," ujar Gunawan.

Gunawan berharap, ke depan perkuliahan kembali ke new normal dengan sarpras yang menunjang. Ditambah, UMY baru meluncurkan UMY Health Care dan SIM Kesejahteraan Mahasiswa (Simkesma) berisi santunan kesehatan sampai fasilitas telemedicine.

"Sehingga, mudah-mudahan mahasiswa yang tersebar bisa mengakses lebih cepat sarana kesehatan yang kita miliki," kata Gunawan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement