Rabu 05 Jan 2022 22:35 WIB

Mahasiswa UGM Pembicara di Global Youth for Sustainable Palm Oil Summit

Partisipasi anak muda di Indonesia sangat tinggi ke isu lingkungan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UGM.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UGM.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Prodi Akuntansi Sektor Publik Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Adhitya Latif Prahesta, menjadi pembicara 2021 Global Youth for Sustainable Palm Oil Summit. Diikuti 8.000 lebih anak muda dari 20 negara dan disiarkan dari Kuala Lumpur, Malaysia.

Adhitya bersama perwakilan India, Tiongkok, dan Malaysia bersama memaparkan peran dan kontribusi kepedulian terhadap isu lingkungan masing-masing negara. Mereka juga berdiskusi kritis dan menghasilkan komitmen bagi masing-masing negara.

Pertemuan pemuda internasional merupakan acara tahunan yang diselenggarakan The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Untuk mengapresiasi peran serta anak muda seluruh dunia dalam kepedulian terhadap isu-isu keberlanjutan lingkungan.

Serta, isu-isu sosial, keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim, penggundulan hutan dan dampak perilaku konsumen. Adhitya memaparkan partisipasi anak muda di Indonesia sangat tinggi ke isu lingkungan dan terus meningkat tahun ke tahun.

Selain itu, di Indonesia masyarakat sudah mulai terbuka dengan penggunaan bahan yang ramah lingkungan. Ia menekankan, anak muda di Indonesia siap menjadikan masyarakat di Indonesia lebih cerdas terhadap penggunaan bahan berkelanjutan. "Melalui aktivitas dan kolaborasi di Youth in Sustainability (YIS) Indonesia," kata Adhitya, Rabu (5/1).

Sebelum menutup presentasi, Adhitya berpesan kalau anak muda di seluruh dunia perlu bersatu padu menciptakan lingkungan yang lebih baik pada masa mendatang. Ia menegaskan, keberlanjutan dunia berada di tangan anak-anak muda saat ini.

Selama aktif di YIS, Adhitya banyak mengedukasi dan memberdayakan konsumen di Indonesia melalui berbagai kegiatan, mulai dari webinar hingga perlombaan. Ia mengingatkan, semua bisa menciptakan dunia yang lebih baik.

"Melalui peran serta dalam implementasi lingkungan berkelanjutan. Kita tidak mempunyai planet B, sehingga kewajiban tersebut kembali kepada kita untuk menyelamatkan planet ini bersama-sama," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement