Rabu 02 Feb 2022 12:48 WIB

Sepekan Terakhir, Kasus Covid-19 di Jatim Terus Meningkat

Selasa (1/2) kemarin tercatat peningkatan tertinggi dengan penambahan 760 kasus baru.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Timur terus mengalami peningkatan dalam sepekan terakhir. Sebelumnya, penambahan kasus baru Covid-19 di Jatim tercatat hanya puluhan bahkan belasan setiap harinya. Namun sepekan terakhir, penambahan kasus harian Covid-19 maningkat tajam. Pada Selasa (1/2) bahkan mencatatkan peningkatan tertinggi dengan penambahan 760 kasus baru.

Jika dirinci, penambahan kasus baru Covid-19 di Jatim pada 26 Januari 2022 sebanyak 238 kasus. Kemudian meningkat di hari selanjutnya dengan tambahan 255 kasus baru. Pada 28 Januari 2022 penambahan kasus harian Covid-19 kembali meningkat menjadi 318 kasus. Kemudian pada 29 Januari 2022 bertambah 363 kasus baru, 30 Januari 2022 bertambah 359 kasus baru, 31 Januari 2022 bertambah 276 kasus baru, dan 1 Februari 2022 ada 760 kasus baru.

Secara kumulatif, jumlah kasus Covid-19 di Jatim hingga saat ini tercatat ada 403.639 kasus. Dari jumlah tersebut, 472.037 pasien dinyatakan sembuh dan ada 29.775 pasien dinyatakan meninggal dunia. Sehingga, kasus aktif di Jatim saat ini berjumlah 1.827 kasus.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan, agar Covid-19 Jatim tetap terkendali. Menggencarkan vaksinasi juga menjadi jurus Khofifah untuk menekan kasus Covid-19 di wilayah setempat.

"Prokes penting untuk selalu diterapkan, jangan sampai lengah, ini perisai pertama. Begitu juga vaksin, akan menjadi perisai lapis keduanya," kata Khofifah.

Khofifah menjelaskan, varian baru Omicorn ini harus ditangani secara komperhensif tanpa menimbulkan kepanikan dan keresahan di tengah tengah masyarakat. Pemprov Jatim, kata Khofifah, terus menyiagakan fasilitas kesehatan seperti konversi tempat tidur 30-40 persen dari total kapasitas rumah sakit.

Kemudian, penataan sistem rujukan dan pemantauan isopasi mandiri dengan pemanfaatan telemedicine juga dioptimalkan. Selain itu, pemenuhan SDM dan logistik baik APD, oksigen, Alkes serta pencatatan dan pelaporan data terus disiapkan.  

Berkaca dari penanganan lonjakan kasus varian Delta pada pertengahan 2021, Khofifah menekankan pentingnya kolaborasi seluruh elemen terkait. "Kita sudah belajar banyak dari pengalaman kita berjuang mendatarkan kurva varian Delta. Mari kita bersinergi dan maksimalkan kolaborasi untuk memitigasi lonjakan kasus Omicron ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement